Oleksiy Melnyk, dari lembaga pemikir Razumkov Centre yang berbasis di Kiev, dilansir Insider menjelaskan kalau bom tersebut menunjukkan Ukraina sedang menghadapi musuh yang kejam.
"Terutama ketika kita berbicara tentang kerusakan tambahan yang dihasilkan bom luncur Rusia ini,” katanya.
Sebagian besar kerusakan yang ditimbulkan oleh bom-bom ini terjadi pada infrastruktur sipil dan banyak korbannya adalah warga sipil, yang mempunyai “efek psikologis besar” terhadap penduduk, katanya.
Sebuah kiriman dari The Times of London menyiratkan laporan bom ini menjadi momok bagi tentara Ukraina.
"Kata yang terucap di bibir setiap prajurit di front Zaporizhzhia adalah KAB, akronim Rusia untuk bom udara berpemandu," tulis laporan tersebut.
Zahar, seorang tentara di unit mortir, mengatakan kepada media tersebut bahwa bom berpemandu Rusia mendatangkan malapetaka pada pasukan Ukraina.
“Mereka membuat lubang yang cukup besar untuk mengubur satu tank atau empat mobil,” ujarnya.
(oln/Frbs/BI/TToL/*)