News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bukan Tank Atau Rudal, Meriam Kaliber Kecil Rusia Ini Jadi Malapetaka Bagi Pasukan Ukraina

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personil tempur Rusia memuat senjata kendaraan tempur infanteri amfibi BMP-2 selama pameran senjata Rusia pada bulan September 2013.

Bukan Tank Atau Rudal, Meriam Kaliber Kecil Rusia Ini Jadi Malapetaka Bagi Pasukan Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina secara luas dikenal sebagai pertempuran antar-tank atau senjata-senjata besar lainnya macam roket pemandu atau rudal jelajah.

Namun, pakar perang darat di Lembaga Keamanan dan Pertahanan Eropa, Sam Cranny-Evans menganalisis senjata yang berkaliber lebih kecil, terbukti sama mematikannya dalam perang ini.

Pada sejumlah pertempuran, kata dia, meriam-meriam kaliber kecil-sedang Rusia terbukti bisa mendatangkan bagi pasukan Ukraina.

Baca juga: Cuma 12 Orang, Pasukan Siluman Ukraina yang Jalan Kaki Acak-acak Satu Peleton Tentara Rusia

Meriam kaliber menengah – meriam 20 mm hingga 40 mm yang ditemukan pada kendaraan tempur infanteri, kendaraan pertahanan udara, dan platform lain di seluruh dunia – telah menimbulkan kerusakan terhadap infanteri dan sasaran lainnya.

Pada perang Rusia-Ukraina, kedua belah pihak menggunakan meriam otomatis 2A42 30-mm era Soviet yang dipasang pada kendaraan rancangan Rusia yang digunakan oleh kedua angkatan bersenjata.

"Meriam otomatis itu dipasangkan ke Armoured personnel carrier (APC) -lapis baja pengangkut pasukan- BMP-2, BMP-3 dan BMD-4M milik Rusia, serta APC versi Ukraina, BTR-3 dan BTR-4," tulis Sam Cranny-Evans.

BTR-82A dalam parade militer Hari Kemenangan di Lapangan Merah pada Juni 2020. (Vladimir Pesnya/Host Photo Agency via Getty Images)

"Meriam-meriam tersebut digunakan secara luas, memiliki daya tembak yang "ganas", dan memiliki "shape combat" bagi pasukan Rusia dan Ukraina," sambung Cranny-Evans, yang sebelumnya adalah peneliti di Royal United Services Institute, sebuah lembaga think tank asal Inggris.

Cranny-Evans mengutip seorang tentara Ukraina yang mengeluh tahun lalu bahwa pengangkut personel lapis baja Rusia punya efek lebih buruk daripada tank.

Senjata yang ditembakkan lebih cepat dan sekaligus mampu membawa tentara.

"Luka yang diakibatkannya sangat parah. Seluruh kakinya bisa patah. Sebuah tembakan ke tubuh membuat seseorang hampir meledak," kata tentara Ukraina tersebut,

Tentara itu menambahkan kalau APC Rusia memang mudah dihancurkan namun sangat tidak baik untuk dilawan secara langsung.

Meriam kaliber menengah dapat menyerang infanteri dari jarak jauh atau bahkan merusak tank – kedua elemen ini merupakan kombinasi formasi pertempuran di Ukraina,

“Dan jelas bahwa formasi infanteri tidak akan mampu melawan meriam jika tidak mendapat dukungan artileri,” tulis Cranny-Evans.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini