“Mereka (meriam ada APC) juga memainkan peran penting dalam peperangan perkotaan karena mereka mampu menekan posisi dari jarak yang mungkin berada di luar jangkauan senjata anti-armor standar yang dibawa oleh formasi infanteri.”
Carnny menilai, para prajurit secara naluriah memandang meriam terbesar -pada tank atau persenjataan lainnya- sebagai yang terbaik dalam hal daya tembak, tapi sebenarnya tidak semudah itu.
Tank tempur utama seperti M-1 buatan AS atau T-72 rancangan Soviet dipersenjatai dengan senjata 120 mm atau 125 mm yang dapat menghancurkan tank lain dari jarak bermil-mil.
Namun tank-tank tersebut membawa peluru meriam dalam jumlah terbatas dan senjata utama mereka memiliki laju tembakan yang terbatas.
Selain itu, senjata utama mereka tidak cocok untuk banyak sasaran di medan perang.
Selama Perang Dunia II, 80 persen target yang diserang tank M4 Sherman adalah sasaran empuk seperti infanteri, senjata anti-tank, dan bunker.
"Mengirim tank setelah target yang tersebar seperti infanteri seperti berburu kelinci dengan howitzer," ujar dia.
Itu sebabnya tank memiliki senapan mesin dengan rentang kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, untuk menyerang personel atau untuk menyerang kendaraan lunak, seperti truk, yang tidak memerlukan peluru meriam besar.
"Meriam tembakan cepat kaliber sedang, seperti senapan rantai 25 mm M242 Bushmaster pada kendaraan tempur infanteri M2 Bradley AS, menggabungkan laju tembakan seperti senapan mesin dengan peluru yang lebih berat yang digunakan oleh meriam 2A42 dapat menembakkan 500 peluru per menit, sedangkan model 27A2 dapat menembakkan 330 peluru," paparnya.
Senjata-senjata ini juga dapat menembakkan berbagai amunisi, termasuk peluru penusuk lapis baja dan peluru dengan daya ledak tinggi.
M242 Bushmaster bahkan dapat menembakkan peluru uranium yang sudah habis ke tank.
"Bradleys terkenal menggunakan senjata 25 mm mereka untuk menekan tank T-72 Irak, memberi mereka waktu untuk menghancurkan tank Irak dengan rudal anti-tank TOW M2," katanya.
Ini tidak berarti bahwa kendaraan tempur infanteri, jika mereka punya pilihan, harus bertarung dengan tank lapis baja berat, namun meriam medium telah membuktikan nilainya.
"Inggris menganggap meriam 30 mm berguna di Falklands," tulis Cranny-Evans, seraya menambahkan bahwa senjata-senjata ini "juga digunakan sebagai bentuk tembakan langsung yang presisi di Afghanistan.