TRIBUNNEWS.COM - NASA mulai menganalisis sampel dari asteroid Bennu, yang diperkirakan akan menabrak Bumi dalam 150 tahun lagi.
Dilansir Daily Mail, badan antariksa tersebut mengirim tim untuk ke Bennu pada 2020 kemarin.
Dalam misi tersebut, tim peneliti mengumpulkan sampel, yang saat ini dianalisis di sebuah laboratorium terkemuka di Texas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa batuan luar angkasa itu mengandung air dan kaya akan karbon.
Diperkirakan, asteroid seperti Bennu mungkin telah menjadi bahan penyusun kehidupan Bumi, terang analisis itu.
NASA mengatakan, penemuan ini dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana kehidupan terbentuk di Bumi.
Baca juga: Dunia Hari Ini: Sampel Asteroid Berusia Miliaran Tahun Sudah Sampai di Bumi
Sampel tersebut, juga akan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana cara melindungi Bumi dari asteroid seperti Bennu di masa depan.
Misi tersebut diyakini memungkinkan NASA mengukur rotasinya.
"Apa yang sebenarnya ingin kami ketahui adalah apakah sebuah asteroid akan melintasi orbit Bumi pada saat yang sama ketika kita berada di tempat itu dan kita ingin tidak berada di tempat tersebut, ketika asteroid lewat," kata Direktur Divisi Sains Planet NASA, Lori Glaze.
"Dengan berat karbon hampir lima persen, karbon adalah unsur utama kehidupan, jauh melebihi target kami yaitu 60 gram, ini adalah sampel asteroid kaya karbon terbesar yang pernah kembali ke bumi,'' kata administrator NASA, Bill Nelson,
Hasil awal analisis batuan dan puing-puing luar angkasa akan diumumkan pada konferensi pers pada 11 Oktober 2023.
Mayoritas sampel akan disimpan untuk dipelajari oleh ilmuwan generasi mendatang.
AS menjadi negara kedua yang mengembalikan sampel asteroid ke Bumi dengan aman, setelah Jepang.
Mengenal Asteroid Bennu
Asteroid Bennu, yang berdiameter 499 meter.
Diperkirakan kaya akan karbon dan mengandung molekul air yang terkunci dalam endapan mineral, yang berpotensi menjadi bahan penyusun kehidupan.
Asteroid ini kemungkinan akan dipelajari sepanjang abad mendatang.
Menurut perkiraan saat ini, asteroid Bennu memiliki peluang satu dari 2.700 untuk berdampak besar pada Bumi pada tahun 2182.
Baca juga: Kapsul NASA yang Sukses Bawa Sampel Asteroid Mendarat di AS
Sementara itu, pesawat luar angkasa transit Osiris-Rex yang telah mengangkut kapsul tersebut, melalui ruang angkasa segera memulai misi baru untuk mempelajari asteroid lain, Apophis.
Diperkirakan akan memakan waktu enam tahun untuk mencapai tujuan barunya.
Anggota misi juga memperoleh sampel dari area sekitar zona pendaratan.
Berbicara setelah kapsul itu mendarat, administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan proyek tersebut menunjukkan “hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
“Ini membawa sesuatu yang luar biasa,” katanya, dikutip dari RT.
Kapsul sampel tersebut tiba di fasilitas ruang bersih yang sangat aman di Utah setelah mendarat Minggu (23/9/2023) pagi ini di padang pasir.
Baca juga: NASA: Sampel Asteroid Bennu Tiba di Bumi setelah Perjalanan 7 Tahun dari Luar Angkasa
NASA TV menunjukkan para ilmuwan mengambil foto di sekitar zona pendaratan serta mengukur tingkat udara dan gas.
“Kami akan mulai memproses sampel yang kami harapkan paling cepat Selasa minggu depan,” kata peneliti utama Osiris-Rex, Dante Lauretta, dikutip dari The Guardian.
“Kami tidak ingin organisme biologis berinteraksi dengan ini, jadi kami berencana untuk mengecualikannya dari kontak dengan bakteri atau hal lain yang mungkin membahayakan penyelidikan ilmiah kami," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)