Demonstrasi juga menyasar fasilitas Amerika Serikat (AS).
Dilaporkan, AS bahkan menutup kantor konsulatnya di Türki selatan tanpa batas waktu.
Hal itu didasari perkiraan akan terjadi protes panas selama beberapa minggu terkait perang yang sedang berlangsung antara Israel dan militan Palestina di Gaza.
Kedutaan Besar AS di Türki mengumumkan langkah tersebut Rabu (18/10/2023) malam.
Pengumuman tersebut mengatakan kalau konsulat di kota Adana akan ditutup untuk umum “sampai pemberitahuan lebih lanjut”.
Pengemuman juga mendesak warga Amerika untuk menghindari perjalanan ke daerah tersebut.
“Demonstrasi besar terkait dengan peristiwa di Israel dan Gaza diperkirakan terjadi di seluruh Türkiye selama beberapa minggu ke depan. Setiap pertemuan, bahkan yang dimaksudkan untuk damai, dapat meningkat dan berubah menjadi kekerasan,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu juga menambahkan kalau aktivitas protes dapat mengakibatkan peningkatan kehadiran polisi, penutupan jalan, dan gangguan lalu lintas.
Kedutaan AS pada awalnya mengatakan penutupan hanya akan berlangsung hingga Rabu, namun kemudian mengklarifikasi bahwa penutupan tersebut tidak terbatas.
Kian Masif dan Memanas
Demonstrasi telah meletus di kota-kota di seluruh dunia sehubungan dengan serangan udara Israel di Gaza, yang dimulai awal bulan ini setelah serangan mematikan Hamas terhadap Israel.
Protes di beberapa negara mayoritas Muslim semakin meningkat pada hari Selasa, menyusul serangan terhadap rumah sakit Palestina yang dilaporkan menyebabkan 500 orang tewas.
Para pejabat di Gaza menyalahkan pasukan Israel atas kematian tersebut, meskipun IDF bersikeras bahwa rumah sakit tersebut terkena serangan roket yang ditembakkan oleh pihak Palestina.
Selain kota-kota di Lebanon, Yordania dan Mesir, protes juga terjadi di Türkiye, termasuk di Istanbul, Malatya, Gaziantep dan Kayseri.
Di Beirut, para perusuh berusaha menyerbu misi diplomatik AS dan bentrok dengan polisi. Kedutaan Besar Amerika di Kairo memperingatkan warga AS untuk menghindari pertemuan besar dan “tidak menonjolkan diri,” dengan alasan kemungkinan adanya “sentimen anti-AS” di kalangan penduduk setempat.