TRIBUNNEWS.COM - Pasien-pasien di rumah sakit Gaza dioperasi tanpa anestesi atau obat bius karena persediaan sangat sedikit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan, gudang obat-obatan di jalur Gaza sekarang benar-benar kosong.
Akibat pasokan obat yang mulai menipis, para dokter harus membuat pilihan yang sulit.
Mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi pasien tanpa menggunakan obat bius.
Kami tidak memiliki persediaan atau peralatan tersisa di gudang di Gaza. Rumah sakit bergantung pada persediaan terakhir mereka, sementara petugas kesehatan harus membuat pilihan yang mustahil untuk menjatah persediaan yang tersisa, termasuk beroperasi tanpa obat bius," kata perwakilan WHO, Dr Richard Peepkorn, dikutip dari independent.co.uk.
Pejabat WHO mengatakan anestesi lokal dan umum di seluruh wilayah di ambang kehabisan.
Tim WHO di Gaza menyerahkan obat anestesi yang diperoleh dari pasar lokal, namun hanya cukup untuk mendukung 50 operasi yang memerlukan anestesi umum.
Baca juga: Israel Izinkan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Masuk dari Mesir seusai Kunjungan Biden
“Ini bahkan tidak memenuhi apa yang dibutuhkan,” tambah Dr Peeperkorn.
Sementara persediaan bank darah hanya tersisa dua minggu.
Beberapa obat lainnya seperti, tekanan darah, diabetes, obat kejang dan obat-obatan untuk cuci darah juga hampir habis.
Peringatan akan berkurangnya pasokan datang di tengah kekhawatiran bagi mereka yang terluka dalam serangan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza utara pada Selasa malam.
Operasi Dilakukan di Lapangan
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan petugas medis terpaksa melakukan operasi pada korban luka di lapangan.
"Tidak ada ruang operasi lagi karena banyaknya korban jiwa. Para dokter mencoba melakukan operasi di koridor rumah sakit tanpa anestesi apa pun," kata Dokter darurat di rumah sakit Al Shifa, Gaza, Mohamed Ghanem.
Baca juga: Mohamed Salah Menyerukan untuk Segera Diakhiri Pembantaian di Gaza