Sehari sebelumnya, Rabu (1/11/2023), Chuck Schumer mencela RUU tersebut karena majelis tinggi tidak akan mempertimbangkannya.
“Senat tidak akan mempertimbangkan usulan yang sangat cacat dari Partai Republik ini."
"Sebaliknya kami akan bekerja sama dalam paket bantuan darurat bipartisan kami sendiri yang mencakup bantuan ke Israel, Ukraina, persaingan dengan pemerintah Tiongkok, dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza," kata Chuck Shcumer.
Mayoritas Senat dari Partai Republik menentang pemisahan bantuan untuk Israel dan Ukraina, pendanaan terbatas dan lainnya.
Sebelumnya, Gedung Putih meminta paket senilai 106 miliar dolar AS yang mencakup miliaran dolar untuk Ukraina, Israel, dan program lainnya.
Pada Sidang Senat, Selasa (31/10/2023), demonstran dengan tangan berlumuran cat merah, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menolak pemberian dana untuk Israel.
Namun aksi protes itu tidak mempengaruhi keputusan pemerintah AS.
Perang Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Hamas Bersumpah Serangan ke Gaza Menjadi Kutukan Bagi Israel
Komitmen AS untuk mendukung Israel ini menyusul perang terbaru antara militan Palestina, Hamas, dan Israel yang memanas setelah Hamas menyerang Israel pada Sabtu (7/10/2023).
AS yang merupakan sekutu Israel, berjanji akan memberikan bantuan apa pun termasuk finansial dan militer yang dibutuhkan Israel.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, dikutip dari Al Jazeera.
Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan 1.538 warga Israel.
Sementara itu, lebih dari 9.061 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan serta 32.000 terluka dalam serangan balasan Israel di Gaza hingga Kamis (2/11/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel