TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya menggunakan pidatonya di Majelis Umum PBB untuk mengutuk Barat dan Israel atas genosida di Gaza.
Vasily Nebenzya mengatakan Barat munafik karena mengabaikan kematian warga sipil Palestina.
“Saya tidak bisa mengabaikan kemunafikan AS dan sekutu-sekutunya, yang dalam situasi lain menerapkan sikap yang sangat berbeda," kata Vasily Nebenzya, Rabu (1/11/2023).
Menurutnya, AS dan Barat justru membenarkan genosida Israel di Gaza dengan alasan membela diri dari militan Hamas.
Serangan balasan Israel terhadap Hamas menewaskan lebih dari 9.000 warga sipil Gaza.
"Satu-satunya fokus AS dan negara-negara satelitnya adalah hak Israel untuk membela diri. Sebagai kekuatan pendudukan, mereka (Israel-red) tidak memiliki kekuatan itu," katanya, dikutip dari The Cradle.
Baca juga: Seorang Jurnalis Kembali Jadi Korban Serangan Udara Israel
Perwakilan Rusia itu mengutip pendapat penasihat Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, yang menyatakan Israel tidak dapat menggunakan pasal Piagam PBB tentang hak untuk membela diri ketika melawan ancaman dari wilayah pendudukan.
Israel berpendapat, negaranya belum menduduki Gaza sejak tahun 2005 setelah IDF dan warga sipil Israel menarik diri dari sana.
Namun, sejumlah organisasi internasional menyebut Israel sudah menduduki Palestina, termasuk Jalur Gaza sejak tahun 1967, setelah Perang Enam Hari.
Menurut Vasily Nebenzya, hak Israel untuk membela diri hanya dapat dijamin sepenuhnya jika ada solusi adil terhadap masalah Palestina berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Kami tidak menyangkal hak Israel untuk melawan militan, namun seharusnya hanya memerangi militan, bukan warga sipil," kata Vasily Nebenzya, dikutip dari TMT.
Standar Ganda, AS Bungkam soal Korban di Gaza
Baca juga: 9 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka dalam Serangan Israel di Tepi Barat Palestina
Perwakilan Rusia itu juga mengecam AS dan sekutu Baratnya yang tetap diam ketika jumlah korban warga sipil Gaza terus meningkat akibat pemboman Israel.
"Hari ini, melihat kehancuran yang mengerikan di Gaza, yang melebihi apa yang mereka kritik dalam konteks regional lainnya; serangan terhadap fasilitas sipil, kematian ribuan anak-anak dan penderitaan warga sipil yang mengerikan di tengah blokade total, mereka (AS dan sekutu Baratnya) pura-pura bungkam. Yang bisa mereka lakukan hanyalah membenarkan tindakan Israel," kata Vasily Nebenzya.
Dalam pidato itu, Vasily Nebenzya mengkritik AS dan sekutu Baratnya yang bergegas memberikan sanksi pada konflik lainnya, namun tidak melakukan hal yang sama terhadap genosida Israel di Gaza.
"Dalam situasi krisis lainnya, negara-negara Barat dengan cepat menceramahi negara lain agar mematuhi hukum humaniter dan membentuk komisi investigasi," katanya.
"Mereka juga terburu-buru untuk menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang menggunakan kekerasan hanya sebagai tindakan ekstrem demi menghentikan kekerasan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun," lanjutnya.
Vasily Nebenzya juga menyerukan gencatan senjata untuk mencegah krisis melanda seluruh wilayah di Timur Tengah itu.
Menurutnya, para perunding harus diizinkan untuk mencapai solusi diplomatik.
“Kita harus menempuh jalan ini cepat atau lambat; satu-satunya pertanyaan adalah berapa banyak orang tak berdosa yang akan mati pada saat ini,” katanya.
Sebelumnya, AS memveto resolusi perdamaian Israel-Palestina yang diajukan oleh Brazil dan Rusia karena keduanya tidak mengutuk tindakan Hamas terhadap Israel.
Perang Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Serangan Israel di Kamp Bureij, Rumah Rata dengan Tanah, 15 Orang Tewas, Warga: Kami Tidak Berdaya
Pernyataan duta besar Rusia ini menyusul krisis di Gaza akibat perang terbaru antara militan Palestina, Hamas, dan Israel yang memanas setelah Hamas menyerang Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, dikutip dari Al Jazeera.
Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan 1.538 warga Israel.
Sementara itu, lebih dari 9.061 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan serta 32.000 terluka dalam serangan balasan Israel di Gaza hingga Kamis (2/11/2023).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel