News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tulus atau Pura-pura? AS Minta Jeda Kemanusiaan di Gaza, Israel Malah Bom Ambulans Berisi Pasien

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang berkumpul di sekitar ambulans yang rusak akibat serangan Israel yang dilaporkan di depan rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 3 November 2023, ketika pertempuran antara Israel dan gerakan Hamas Palestina terus berlanjut. Menurut kepala layanan pers pemerintah Hamas, serangan tersebut menargetkan konvoi ambulans yang sedang bersiap untuk mengangkut orang-orang yang terluka dari rumah sakit Al-Shifa ke perbatasan dengan Mesir. Beberapa orang tewas dan terluka dalam serangan tersebut. (Photo by MOMEN AL-HALABI / AFP)

Tel Aviv memang terus-menerus mengklaim bahwa pusat komando utama Hamas terletak di bawah Rumah Sakit Al-Shifa.

Namun, klaim ini didiskreditkan oleh dokter asal Norwegia, Mads Gilbert, yang mengatakan kepada Democracy Now awal pekan ini bahwa “tidak ada bukti sama sekali” mengenai dugaan adanya basis Hamas.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melambaikan tangan saat ia turun dari pesawat untuk memulai kunjungannya ke Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di bandara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv pada 3 November 2023. Blinken tiba di Israel pada 3 November, kata seorang koresponden AFP yang ikut bersamanya, dalam perjalanan yang berfokus pada langkah-langkah untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil dalam perang di Gaza. (JONATHAN ERNST / KOLAM RENANG / AFP)

Hipokrasi AS

Beberapa menit sebelum serangan itu, Menlu AS Blinken berbicara kepada wartawan di Tel Aviv, mengatakan kalau ia berdiskusi dengan para pemimpin Israel tentang kemungkinan “jeda kemanusiaan” di Gaza.

Hal itu dimaksudkan agar dapat “meningkatkan keamanan bagi warga sipil dan memungkinkan pemberian bantuan yang lebih efektif dan berkelanjutan.”

“Sejumlah pertanyaan sah diajukan oleh Israel, termasuk bagaimana menghubungkan jeda tersebut dengan pembebasan sandera dan bagaimana memastikan Hamas tidak memanfaatkan jeda ini untuk keuntungannya sendiri. Ini adalah masalah yang perlu segera kami atasi, dan kami percaya ini bisa diselesaikan,” kata Blinken.

Pejabat Gedung Putih tidak menyebutkan pelanggaran hukum kemanusiaan yang terus dilakukan Israel.

Kunjungannya terjadi ketika para pejabat di Washington memperingatkan Tel Aviv kalau kekejaman yang dilakukan oleh tentara Israel di Gaza secara cepat “mengikis dukungan” terhadap keterlibatan mereka perang tersebut dan dapat menimbulkan “konsekuensi strategis yang mengerikan.”

Belakangan Israel menyatakan menolak seruan jeda kemanusiaan selama para sandera yang ditawan Hamas belum dibebaskan.

Adapun AS dinilai sejumlah pengamat geopolitik internasional sebagai negara yang menerapkan standar ganda.

AS terus mendukung aksi militer Israel tapi di sisi lain juga tidak ingin perang ini meluas menjadi konflik regional.

Politico menulis, meluasnya konflik bisa mengancam kepentingan As bernilai puluhan juta dolar di kawasan Timur Tengah.

Belum lagi masalah keamanan fasilitas dan aset AS baik di dalam negeri maupun di berbagai negara yang menjadi prioritas Washington.

Satu hal khusus, AS juga cemas kalau prakarsa Abraham Accords yang susah payah mereka bangun, bakal hancur berantakan seiring perilaku militer Israel.

Beberapa laporan menyebut, AS kini mulai susah mengendalikan Israel dan berencana untuk menggelar suksesi pergantian kepemimpinan Benjamin Netanyahu.

Baca juga: Gedung Putih: Hari-hari Karier Politik Netanyahu Tinggal Menghitung Hari

Serangan terhadap konvoi medis diluncurkan tepat setelah Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan Israel bahwa “semua pilihan ada di meja” di lini depan Lebanon.

(oln/pltc/tc/tan/*)
 
 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini