Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dilansir Sky News, mengatakan pada Rabu pekan lalu kalau mereka membunuh kepala unit rudal anti-tank Hamas, Muhammad A'sar, dalam serangan udara.
Setelah bombardemen lewat air attack, menurut CNN, pasukan Israel dilaporkan kemudian bergerak maju sejauh dua mil ke Gaza pada Senin awal November pekan lalu.
"IDF mengatakan mereka kehilangan 16 prajurit dalam operasi darat," tulis laporan Sky News saat itu.
Hamas mengklaim telah menghancurkan beberapa tank di Gaza sejak itu.
Rekaman kamera helm yang dibagikan pada Rabu pekan lalu itu menunjukkan tank-tank menjadi sasaran para pejuang dari terowongan dan dari balik semak-semak, dalam serangan yang menurut kelompok tersebut juga terjadi di timur Al-Zaytoun.
Menyusul deklarasi perang Israel terhadap Hamas, komandan korps lapis baja Israel, Brigadir Jenderal Hisham Ibrahim mengatakan kepada The Economist bahwa divisi tank pasukannya tidak akan mengulangi kesalahan yang dilakukan Rusia dalam invasi ke Ukraina.
“Mereka (Rusia) bertempur di sana dengan menggunakan satu kesatuan, bukan menggunakan taktik senjata gabungan,” kata Ibrahim.
Artinya, Israel tidak akan mengirimkan formasi tank sendirian – seperti yang dilakukan Rusia – namun akan menggunakannya dalam kombinasi dengan infanteri, artileri, perlindungan udara, dan dukungan intelijen.
Namun, video tersebut tidak sejalan dengan apa yang dilontarkan sang jenderal Israel tersebut. Tidak terlihat adanya infanteri atau pasukan lain yang bertindak untuk menghentikan pejuang Hamas saat mendekati tank.
Beberapa analis perang mengatakan Israel telah melakukan kesalahan dengan tidak menempatkan infanteri di dekat tanknya.
Tank secara umum terbukti jauh lebih rentan terhadap amunisi berkekuatan tinggi dan murah dalam konflik baru-baru ini.
Dalam kasus Rusia, sejumlah besar tank dibiarkan diambil dari jarak yang aman oleh pasukan Ukraina yang gesit.
Para analis memperkirakan bahwa Perang Israel di Gaza – yang telah mengakibatkan kehancuran besar-besaran bagi warga sipil – tidak akan berlangsung secara singkat.
Shlomo Brom, direktur perencanaan strategis IDF, mengatakan kepada The Guardian bahwa mengambil alih wilayah utara Gaza – yang diyakini IDF sebagai basis sebagian besar Hamas – “akan berjalan lambat, sangat sulit.”
(oln/BI/cnn/*)