TRIBUNNEWS.COM - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian asal Iran, Narges Mohammadi yang saat ini dipenjara, mulai melakukan mogok makan pada Senin (6/11/2023).
Kantor berita aktivis HRANA melaporkan, aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap penjara yang dinilai "gagal memberikan akses perawatan medis" kepadanya.
HRANA menyebut bahwa minggu lalu, pihak berwenang tidak mengizinkan perempuan berusia 51 tahun itu pergi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan jantung dan paru-paru.
Alasannya adalah Narges Mohammadi menolak mengenakan hijab saat melakukan kunjungan itu.
“Mohammadi melakukan mogok makan untuk memprotes kegagalan pihak berwenang memenuhi tuntutannya, termasuk penolakan mereka untuk memindahkannya ke rumah sakit spesialis,” HRANA melaporkan.
Baca juga: Populer Internasional: Narges Mohammadi Peraih Nobel Perdamaian - 150 Kucing Mati di Gurun Abu Dhabi
“Perampasan ini berlanjut atas perintah otoritas penjara,” tambah HRANA.
Kantor berita tersebut tidak menyebutkan sumber informasi ini.
Menanggapi situasi itu, Komite Nobel Norwegia mendesak pemerintah Iran untuk memberikan bantuan medis yang dibutuhkan Mohammadi, lapor Ap News.
“Persyaratan bahwa narapidana perempuan harus mengenakan jilbab agar bisa dirawat di rumah sakit, tidak manusiawi dan tidak dapat diterima secara moral,” kata komite tersebut.
Pengadilan Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
Sosok Narges Mohammadi
Narges Mohammadi adalah aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Iran yang saat ini dipenjara.
Ia meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2023.
Mohammadi mendapat dukungan dan pengakuan global atas upayanya membela HAM di Iran.