Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Organisasi Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) melaporkan stok bahan pangan para pengungsi Palestina yang terjebak di kota Gaza saat ini tengah menipis.
Pengumuman ini dirilis WFP usai kota Gaza dilanda krisis pangan, pasca ratusan truk yang membawa pasokan bantuan internasional tertahan di Sinai Utara, Mesir lantaran tak diizinkan militer Israel memasuki zona pertempuran di wilayah jalur Gaza.
Tak hanya itu, akibat aksi pemblokiran yang dilakukan Israel, 89 toko roti yang berada di Kota Gaza dan Gaza utara selama beberapa hari terakhir tidak dapat lagi mendistribusikan makanan kepada kepada 1,7 juta pengungsi sekitar.
Baca juga: Ancam Bakal Dibom, Militer Israel Paksa Puluhan Anak yang Dirawat di RS Khusus Kanker Evakuasi Diri
"Akses terhadap makanan pokok telah menjadi tantangan yang semakin meningkat di Gaza," lapor Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
"Ini karena persediaan makanan yang masuk dari Mesir mencakup makanan siap saji tertahan sehingga tidak dapat didistribusikan kepada pengungsi dan keluarga di Gaza selatan, dan hanya tepung yang bisa disuplai ke toko roti," ujar OCHA sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Meski Israel bersikukuh tindakan dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan sebanyak 4,923 juta warga Palestina kini terancam mengalami krisis bahan pangan. Badan Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med bahkan menggambarkan situasi yang tengah terjadi di Gaza sebagai "perang kelaparan".
Tindakan pemblokiran seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel, sebelumnya jutaan masyarakat Palestina terpaksa hidup tanpa pasokan air dan listrik selama berhari – hari, usai Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memerintahkan perusahaan listrik milik negaranya untuk menghentikan pasokan ke Jalur Gaza.
Imbas masalah tersebut, Penasihat strategis Komite Internasional Palang Merah, Michael Talhami, mengungkapkan bahwa warga Gaza saat ini diintai berbagai penyakit menular seperti kolera, diare, hepatitis A, dan tifus sebagai akibat dari aksi yang tidak berperikemanusiaan tersebut.
“Akan terjadi wabah penyakit menular jika keadaan ini terus berlanjut. Sudah diperkirakan dan karenanya dapat dicegah,” ungkap Talhami.