Militer Israel mengatakan militan Hamas menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel dari rumah sakit terdekat dan tentara menemukan senjata disembunyikan di sebuah sekolah di Gaza utara.
Sayap militer Hamas, yang telah menguasai daerah kantong kecil dan padat penduduk itu selama 16 tahun, mengatakan para pejuangnya menimbulkan kerugian besar dan kerusakan pada kemajuan pasukan Israel.
Mereka belum memberikan komentar mengenai kemungkinan nasib Sinwar.
Tidak dimungkinkan untuk memverifikasi klaim medan perang dari kedua belah pihak.
'Penderitaan yang tiada henti'
Masih mengutip cbc.ca, perang kali ini merupakan yang terparah sejak beberapa generasi.
Pertempuran pecah pada 7 Oktober ketika pejuang Hamas menerobos pagar yang mengelilingi Gaza dan membunuh 1.400 warga Israel, dan menculik lebih dari 200 orang, menurut penghitungan Israel.
Baca juga: Negosiasi Israel dan Hamas Masih Terus Berlanjut, Ada Kemungkinan Lebih dari 10 Sandera Dibebaskan
Sejak itu, Israel terus membombardir wilayah pesisir tersebut, menewaskan lebih dari 10.000 orang, yang sekitar 40 persen di antaranya anak-anak, menurut hitungan pejabat kesehatan Gaza.
“Ini merupakan satu bulan penuh pembantaian, penderitaan yang tiada henti, pertumpahan darah, kehancuran, kemarahan dan keputusasaan,” kata Komisaris Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk dalam sebuah pernyataan pada awal kunjungannya ke wilayah Gaza.
Israel, yang berusaha membersihkan Kota Gaza, memberi waktu kepada warganya mulai pukul 10.00 hingga 14.00 waktu setempat untuk berangkat ke bagian selatan Jalur Gaza.
Warga mengatakan tank-tank Israel sebagian besar bergerak pada malam hari.
Pasukan Israel sebagian besar mengandalkan serangan udara dan artileri untuk membuka jalan bagi serangan darat mereka.
Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan 900.000 warga Palestina masih berlindung di Gaza utara, termasuk Kota Gaza.
"Perjalanan paling berbahaya dalam hidup saya. Kami melihat tank-tank tersebut dari jarak dekat. Kami melihat bagian-bagian tubuh yang membusuk. Kami melihat kematian," ujar warga Gaza bernama Adam Fayez Zeyara.
Gallant mengulangi seruan agar warga sipil pindah ke selatan demi keselamatan mereka sendiri.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)