Mesir Ditekan Israel Agar Tolak Bantuan Iran Buat Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Mesir diduga menerima tekanan dari Israel hingga memblokir pengiriman 60 ton bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Iran untuk masyarakat Gaza pada Senin (13/11/2023).
Laporan Al-Mayadeen, mengutip narasumber yang bersedia bicara dengan syarat anonim, pihak berwenang Mesir “secara halus dan sopan menolak” bantuan dari Teheran, termasuk makanan, pasokan medis, dan obat-obatan.
Penolakan Mesir, disebutkan, karena permintaan dari Tel Aviv.
Baca juga: Berdalih Beli Senjata, Negara Ini Setor Rp 5,3 T ke Israel, Citra Sempurna Iron Dome Dicoreng Hamas
Keputusan ini diambil setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi membuat pernyataan pada KTT Luar Biasa Islam Arab di Riyadh pada Sabtu (11/11/2023) kalau umat Islam “harus berdiri bersama” selama masa krisis di Palestina.
"Negara-negara Muslim harus mempersenjatai rakyat Palestina. Perlawanan adalah satu-satunya jawaban terhadap kekerasan Israel. Negara-negara di seluruh dunia, termasuk negara-negara Muslim, harus menjamin perlindungan rakyat Palestina di wilayah pendudukan," kata Raisi di KTT tersebut.
“Israel harus segera menghentikan pertempuran di Jalur Gaza dan menarik pasukannya dari sana,” Raisi menambahkan pada pertemuan puncak tersebut.
Pemimpin Iran tersebut juga menekankan kalau Israel dan Amerika Serikat harus diadili atas genosida yang dilakukan di Gaza.
IRCS Siap Beri Bahan Bakar ke Rumah Sakit Gaza
Pekan lalu, Hossein Kolivand dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran (IRCS) menegaskan kesiapan Iran untuk mengirim bantuan ke Gaza ketika krisis kemanusiaan terus memburuk.
Kolivand mengatakan kepada pihak berwenang Mesir perlunya “terus memberikan dukungan bagi rakyat tertindas di Gaza.”
Dia mencatat bahwa rumah sakit di Gaza membutuhkan bahan bakar, dan mengatakan bahwa IRCS sepenuhnya siap untuk mengirimkan bahan bakar yang dibutuhkan ke fasilitas kesehatan tersebut.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menyatakan pada Minggu (12/11/2023) kalau mereka harus menghentikan operasi karena kekurangan bahan bakar.
Hingga 10 November, sebanyak 11.078 warga Palestina tewas akibat pemboman Israel, 4.506 di antaranya adalah anak-anak, 3.027 perempuan.
Sebanyak 27.490 warga lain Palestina terluka.
(oln/almydn/TC/*)