News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

40 Pekerja Konstruksi India Terjebak di Terowongan Selama 72 Jam, Puing-puing Hambat Penyelamatan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terowongan Silkyara - Sekitar 40 pekerja konstruksi di India, terjebak selama 72 jam di terowongan.

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 40 pekerja konstruksi di India, terjebak selama 72 jam di terowongan.

Puing-puing menghambat upaya penyelamatan mereka.

Kekhawatiran meningkat seiring laporan bahwa orang-orang yang terjebak mulai terjangkit penyakit.

Terowongan yang merupakan jalan yang dibangun di negara bagian Uttarakhand itu runtuh pada Minggu (12/11/2023) dini hari setelah terjadi tanah longsor.

Sebenarnya posisi mereka hanya 200 meter dari pintu masuk.

Tapi, langit-langit dan pintu masuk terowongan tertutup puing-puing beton, batu, dan logam yang dipilin membuat puluhan migran terjebak di dalam terowongan

Sejak Minggu (12/11/2023), operasi penyelamatan besar-besaran dilakukan.

Baca juga: Mengenal Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Udara yang Juga Diminati oleh Ukraina, Jerman, India

40 Pekerja Konstruksi India Terjebak di Terowongan Selama 72 Jam, Puing-puing Hambat Penyelamatan

Sekitar 200 petugas penanggulangan bencana dan penyelamatan, insinyur hingga alat-alat berat diterjunkan untuk mengevakuasi para pekerja konstruksi.

Lebih dari 20 meter puing-puing sudah dibersihkan, namun masih butuh menghilangkan sekitar 30 meter reruntuhan agar bisa menjangkau para pekerja.

Selagi upaya penyelamatan digalakkan, sebuah truk mengangkut pipa berdiameter 900 milimeter ke lokasi pada Selasa (14/11/2023).

Dikutip dari Times of India, pihak berwenang berencana menggunakan mesin auger untuk mengebor secara horizontal dan memasukkan pipa itu ke dalam puing-puing.

Sehingga dapat menciptakan jalur evakuasi yang aman bagi para pekerja.

Tapi, upaya penyelamatan sekali lagi terhambat karena puing-puing yang berjatuhan tambah banyak.

Baca juga: India dan Pakistan Tutup Sekolah saat Polusi Udara Memburuk di New Delhi dan Lahore

Mesin pengeborannya juga rusak.

"Ini merupakan tantangan dalam operasi penyelamatan, namun kami akan mengatasinya," kata pejabat manajemen bencana, Ranjit Sinha.

Terowongan Silkyara

Oksigen dan makanan dikirim ke pekerja konstruksi yang terjebak di terowongan

Pihak berwenang memastikan keadaan para pekerja konstruksi yang terjebak di terowongan dengan mengirimkan oksigen dan beberapa makanan seperti buncis kering, buah-buahan kering, almond, dan nasi.

Logistik itu disalurkan melalui pipa kecil yang di masukkan lewat sebuah rongga.

Kontak terus-menerus juga dilakukan melalui walkie-talkie untuk menjaga ketenangan para pekerja dan beberapa anggota keluarga dapat berbicara singkat dengan mereka yang terjebak.

Seorang putra dari pekerja konstruksi yang terjebak sempat melakukan kontak dengan sang ayah.

"Dia bilang mereka aman. Dia meminta kami untuk tidak khawatir," kata putra Gabbar Singh Negi kepada wartawan, Selasa (14/11/2023).

Hakim distrik setempat Abhishek Ruhela mengatakan kepada wartawan bahwa "jika semuanya berjalan sesuai rencana, para pekerja yang terjebak akan dievakuasi pada hari Rabu (15/11/2023)".

Para pejabat mengatakan terdapat cukup oksigen yang masuk ke dalam terowongan sehingga para pekerja tersebut dapat bertahan hidup selama lima hingga enam hari.

Namun, seorang dokter di lokasi mengatakan beberapa orang mulai mengeluhkan gejala-gejala yang mengkhawatirkan, termasuk pusing, demam, dan muntah-muntah.

Baca juga: Dunia Diminta Bersiap Hadapi Krisis Beras Imbas Larangan Ekspor dari India

BS Pokriyal, seorang dokter di lokasi yang berkomunikasi dengan para pekerja, mengatakan kepada Times of India bahwa orang-orang mulai jatuh sakit.

Terowongan sepanjang 4.531 meter itu sedang dibangun di distrik Uttarakashi sebagai bagian dari proyek jalan Char Dham, yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas melintasi negara bagian Uttarakhand di pegunungan Himalaya.

Proyek ambisius ini terbukti kontroversial.

Pemerhati lingkungan menuduh bahwa pengeboran besar-besaran dan konstruksi untuk membangun dan memperluas jalan menyebabkan penurunan permukaan tanah, tanah longsor dan kerusakan lingkungan yang parah di wilayah Himalaya yang rentan.

Pemerintah Uttarakhand telah membentuk komite ahli untuk menyelidiki penyebab bencana terowongan tersebut.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini