TRIBUNNEWS.COM -- Jet tempur Israel dikabarkan menggempur kediaman pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh di Gaza pada Rabu (15/11/2023) malam.
Dikutip dari Al Arabiya, pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataannya pada Kamis (16/11/2023) menyebut kediaman Haniyeh telah dihancurkan pasukan zionis.
Ismail Haniyeh adalah Kepala Biro Politik Hamas. Pria ini tinggal di wilayah Qatar.
Baca juga: Israel Serbu RS Al-Shifa Gaza, WHO Murka: Tak Bisa Diterima, RS Bukan Medan Tempur
Namun menurut Israel, rumahnya tersebut sering digunakan sebagai infrastuktur dan pusat pertemuan para pimpinan Hamas.
Tentara Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa jet tempur menyerang kediaman pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
“Titik ini (kediaman Haniyeh) sering menjadi titik pertemuan para pemimpin senior Hamas untuk mengarahkan serangan teror terhadap warga sipil Israel dan [Tentara tentara Israel,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
Ditambahkan, selama pengambilalihan kamp Al-Shati, pasukan Israel menemukan dan menghancurkan gudang senjata angkatan laut Hamas, yang berisi peralatan menyelam, alat peledak, dan senjata.”
Tentara Israel juga mengatakan pasukannya “menyerang militan dan menemukan senjata termasuk sabuk peledak, barel peledak, RPG, rudal anti-tank, peralatan komunikasi, dan dokumen intelijen.”
Hamas tidak segera mengomentari klaim Israel tersebut.
Selain itu, tentara Israel mengatakan mereka melakukan operasi yang ditargetkan ke rumah sakit Al-Shifa.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan pada hari Kamis bahwa pasukan Israel menggerebek rumah sakit Al-Shifa untuk kedua kalinya dalam waktu 24 jam.
Baca juga: Warga Jerman Khawatir Kekerasan Gaza Picu Serangan Teror
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa buldoser dan tank Israel menyerbu kompleks medis dari pintu masuk barat semalam, sementara tank Israel mengepung rumah sakit Al-Shifa dengan tank militer selama seminggu terakhir.
Geledah RS Al-Shifa
Sementara di Rumah Sakit Al-Shifa, pasukan Yahudi memaksa masuk ke rumah sakit Al Shifa pada Rabu dini hari dan menghabiskan hari itu untuk memperdalam pencarian mereka, kata militer.
Dikutip oleh Jerusalem Post, sebuah video tentara menunjukkan senjata otomatis, granat, amunisi dan jaket antipeluru ditemukan dari sebuah bangunan yang dirahasiakan di dalam kompleks tersebut.
“Pasukan terus menggeledah rumah sakit dengan cara yang tepat dan berdasarkan intelijen,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari pada konferensi pers Rabu malam.
“Kami akan terus melakukannya, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut, untuk menemukan aset tambahan, dan mengungkap aktivitas teror di dalam rumah sakit.”
Presiden AS Joe Biden mengatakan Hamas melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militernya di bawah rumah sakit. Dia mengatakan Israel masuk ke Al Shifa dengan pasukan bersenjata terbatas.
“Mereka diberitahu kami membahas perlunya mereka sangat berhati-hati,” kata Biden kepada wartawan pada hari Rabu.
Militer Israel tidak menyebutkan menemukan pintu masuk terowongan di Al Shifa. Sebelumnya disebutkan bahwa Hamas telah membangun jaringan terowongan di bawah rumah sakit. Hamas membantahnya dan menolak pernyataan terbaru militer.
“Pasukan pendudukan masih berbohong karena mereka membawa sejumlah senjata, pakaian dan peralatan dan menempatkannya di rumah sakit dengan cara yang memalukan,” kata anggota senior Hamas yang berbasis di Qatar, Ezzat El Rashq.
Baca juga: Benarkah Israel Bangun Benteng Rahasia di Bawah Al-Shifa, RS Terbesar di Gaza?
“Kami telah berulang kali meminta komite dari PBB, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Palang Merah untuk memverifikasi kebohongan pendudukan.”
Pasukan Israel menggerebek kompleks Shifa pada Rabu malam “untuk kedua kalinya dalam 24 jam” WAFA, kantor berita resmi Palestina. Menreka menggunakan buldoser dan kendaraan militer.
Kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan pada Kamis pagi bahwa tank-tank Israel menyerbu Al Shifa dari sisi selatan kompleks tersebut dan terdengar suara tembakan di daerah tersebut.
Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan bahwa menduduki Gaza akan menjadi “kesalahan besar”.
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa dia melakukan segala dayanya untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh militan Hamas, namun hal itu tidak berarti mengirimkan militer AS.
Washington telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah, mengirimkan dua kapal induk dan kapal pendukung ke wilayah tersebut, untuk mencegah konflik meluas dan menghalangi Iran, pendukung lama Hamas, untuk terlibat. (Alaraabiya/JerusalemPost/Al Jazeera)