TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahan Israel (IDF) menggerebek Rumah Sakit Al-Shifa pada Rabu (15/11/2023).
IDF berdalih menemukan terowongan dan senjata Hamas di bawah RS Al-Shifa.
Sejak IDF melancarkan serangannya ke Rumah Sakit Al-Shifa, mereka merilis banyak foto dan video.
"Ada sebuah terowongan aktif dan sebuah kendaraan berisi sejumlah besar senjata," klaim pejabat Israel.
Dikutip dari Al Arabiya, IDF mengaku telah memeriksa sejumlah komputer dan beberapa peralatan lainnya di Rumah Sakit Al-Shifa.
IDF juga mengaku menemukan bukti berupa rekaman penyanderaan.
Baca juga: Geledah RS Al-Shifa, IDF Klaim Temukan Video tentang Sandera Hamas di Komputer, Dirut RS Membantah
"Selama penggeledahan, informasi dan rekaman mengenai sandera yang diculik dari Israel ditemukan di komputer dan peralatan teknologi lainnya," katanya.
Pejabat IDF mengatakan barang-barang milik Hamas telah diambil untuk pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.
Dilansir media lokal Turki, artigercek, Hamas membantah klaim tersebut.
Kelompok militan Palestina itu menegaskan bahwa tuduhan yang menyebut mereka menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando dan kendali sebagai "kebohongan tak berdasar"
"Skenario konyol yang merupakan bagian dari kampanye provokasi dan penipuan terus menerus, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk melegitimasi perang Israel melawan Gaza," kata Hamas.
Baca juga: Jet Tempur IDF Hancurkan Rumah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang Pernah Kirim Surat ke Jokowi
Hamas menekankan, untuk membantah wacana provokasi tersebut, kami berulang kali meminta seluruh lembaga, organisasi nasional dan internasional membentuk tim teknis untuk mengunjungi dan memeriksa seluruh rumah sakit.
Salah satu pejabat eksekutif senior militan Hamas, Osama Hamdan mengatakan dokumen dan video yang disebutkan oleh IDF, sengaja diselundupkan oleh zionis.
"Video itu menunjukkan senjata-senjata diselundupkan ke dalam rumah sakit dengan disamarkan sebagai makanan, sehingga pejabat militer Israel bisa mengklaim 'kami menemukan di dalam rumah sakit'," kata Hamdan.
Sebelumnya, media Israel mempublikasikan gambar berupa terowongan di dekat Rumah Sakit Al-Shifa.
"Hal ini menunjukkan keberadaan markas bahwa tanah Hamas," terang klaim IDF soal terowongan markas Hamas itu.
Namun, belakangan terungkap bahwa itu adalah saluran menuju ventilasi di ruang bawah tanah Rumah Sakit Al-Shifa.
Baca juga: IDF Serang RS Al-Shifa dengan Buldoser, Kemenkes Palestina: Pintu Masuk Hancur
Tak ada air dan oksigen di Rumah Sakit Al-Shifa
Rumah Sakit Al-Shifa saat ini menjadi fokus operasi militer Israel.
Serangan Israel yang tanpa henti makin membuat situasi di Gaza memprihatinkan.
Keadaan juga memburuk di Rumah Sakit Al-Shifa.
Ketika tuduhan Rumah Sakit Al-Shifa dijadikan markas Hamas makin ramai dibicarakan, Direktur Rumah Sakit Şifa Muhammad Abu Salmiya, mengumumkan bahwa fasilitas medis itu telah kehabisan oksigan dan air.
"Para pasien menjerit karena kehausan," kata Abu Salmiya.
Baca juga: Telanjangi Pengungsi Palestina, Tentara Israel Tak Temukan Bukti Infrastruktur Hamas di RS Al-Shifa
Di Al-Shifa, terdapat lebih dari 650 pasien luka-luka, 45 pasien menderita ginjal, 35 bayi prematur, 500 tenaga medis, dan 5.000 pengungsi.
"Anak-anak sekarat karena kelaparan di sini, yang saya maksud adalah anak-anak pengungsi, mereka membutuhkan susu," ungkap Direktur Rumah Sakit Al-Shifa.
"Mereka membutuhkannya dan tidak ada air untuk membuat susu bagi mereka," ucapnya.
Ia juga menyatakan, satu pasien sakit ginjal meninggal dan empat orang lainnya berada diambang kematian akibat kondisi kritis dan tidak bisa menjalani cuci darah selama berhari-hari.
Baca juga: Israel Serbu RS Al-Shifa Gaza, WHO Murka: Tak Bisa Diterima, RS Bukan Medan Tempur
IDF meledakkan jalur air utama Rumah Sakit Al-Shifa.
"Operasi penembak jitu terus berlanjut, tidak ada yang bisa berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya," terangnya.
Abu Salmiya juga mengatakan bahwa saat ini, komunikasi terputus di tengah kepungan tank di rumah sakit dan drone di atas langit.
"Tentara Israel masih berjalan-jalan dan memeriksa ke dalam rumah sakit," kata Abu Salmiya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)