News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Amerika Serikat Pertimbangkan Pemberontak Houthi Yaman Masuk dalam Daftar Teroris

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal kargo Galaxy Leader milik pengusaha Israel yang dibajak kelompok Houthi di Laut Merah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk menetapkan kembali pemberontak Houthi di Yaman sebagai kelompok teroris setelah mereka mengklaim penyitaan sebuah kapal komersial di Laut Merah.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengutuk penyitaan tersebut, menyebutnya sebagai “pembajakan kapal di perairan internasional”, dan menuduh Houthi menargetkan warga sipil.

Gedung Putih sebelumnya menghapus kelompok Houthi dari daftar “organisasi teroris asing” dan “teroris global yang ditetapkan secara khusus” semasa Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Baca juga: Militan Houthi Bajak Kapal di Laut Merah Terkait Israel, Kantor Netanyahu Salahkan Iran

Hal itu dilakukan untuk mempermudah pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman, di mana kelompok tersebut terlibat konflik dengan pemerintah dan koalisi yang didukung Arab Saudi sejak 2015.

Baru-baru ini, kelompok tersebut membajak sebuah kapal bernama Galaxy Leader yang sedang melintas di Laut Merah pada Minggu (19/11/2023).

Kapal tersebut dioperasikan oleh perusahaan Jepang Nippon Yusen (NYK Line) dan memiliki hubungan dengan pengusaha Israel Abraham “Rami” Ungar.

Pemerintah Jepang lantas “mengutuk keras” penyitaan kapal tersebut dan mereka telah mendesak negara-negara lain, termasuk Iran, Arab Saudi, dan Oman, untuk ikut serta dalam membujuk pemberontak agar segera melepaskan kapal dan sanderanya.

“Pemerintah kami akan terus mengambil tindakan yang diperlukan melalui kerja sama dengan negara-negara terkait sambil mempertimbangkan situasi,” ujar Yoko Kamikawa, Menteri Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan.

Konsekuensi Maritim

Israel dengan cepat menyalahkan serangan tersebut sebagai “aksi terorisme Iran”, dan mengatakan serangan tersebut akan berdampak pada keamanan maritim internasional.

Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani membantah keterlibatan pihaknya dalam penyitaan kapal tersebut, yang diklaim Israel sebagai milik Inggris dan dioperasikan Jepang.

Baca juga: Gerah Dihajar Rudal Houthi Ansarallah, Komandan Angkatan Udara Israel Siap Bombardir Yaman

Sementara itu, juru bicara militer Houthi Yaman Yahya Saree mengatakan pihaknya ingin Israel segera mengakhiri agresi di Gaza untuk meredam kekhawatiran keamanan dan stabilitas regional.

Houthi sendiri telah melancarkan beberapa serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak 7 Oktober 2023. Pekan lalu, kelompok yang bersekutu dengan Iran tersebut mengatakan pihaknya dapat menargetkan kapal-kapal Israel di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini