News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Boikot Merek Barat Berhasil Turunkan Jumlah Pelanggan di Negara-negara Arab

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa membawa plakat yang menyerukan boikot terhadap produk dan perusahaan pro-Israel saat aksi unjuk rasa solidaritas terhadap rakyat Palestina di Yogyakarta pada 11 November 2023. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, tewas sejak 7 Oktober 2023. setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah restoran cepat saji di negara-negara Arab terkena dampak kampanye boikot atas serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

Tak hanya itu, produk lainnya seperti deterjen pun terdampak.

Beberapa perusahaan yang menjadi sasaran kampanye itu dianggap mengambil sikap pro-Israel, dan beberapa lainnya diduga memiliki hubungan keuangan dengan Israel atau melakukan investasi di sana.

Ketika kampanye ini mulai menyebar, seruan boikot yang beredar di media sosial telah meluas hingga mencakup lusinan perusahaan dan produk, sehingga mendorong pembeli untuk beralih ke produk alternatif lokal.

Contohnya di Kuwait City pada Selasa (21/11/2023) malam, cabang Starbucks, McDonald's dan KFC semuanya hampir kosong.

Seorang pekerja Starbucks mengatakan, merek-merek Amerika lainnya juga terkena dampaknya.

Para pekerja di restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) yang kosong akibat boikot merek-merek Barat di Mesir akibat pemboman Israel di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok milisi Palestina Hamas, di Kairo, Mesir, 20 November , 2023.

Baca juga: Sempat Disita Israel, 111 Jenazah Tanpa Nama Dikubur Massal di Khan Yunis, Gaza

Di Rabat, ibu kota Maroko, seorang pekerja di cabang Starbucks mengatakan jumlah pelanggan menurun secara signifikan pada minggu ini.

Meski demikian, perusahaan tidak memberikan angka pastinya.

Seorang warga Kairo yang sedang berdemo mengatakan, boikot adalah cara terbaik untuk membuat suara mereka didengar.

"Saya merasa meskipun saya tahu hal ini tidak akan berdampak besar pada perang, maka setidaknya ini yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang berbeda agar kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah," ujarnya, dikutip dari Al Arabiya.

Meski demikian, McDonald's Corp mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa mereka kecewa dengan disinformasi mengenai posisinya dalam konflik tersebut dan bahwa pintunya terbuka untuk semua.

Waralabanya di Mesir telah menegaskan kepemilikannya di Mesir dan menjanjikan bantuan sebesar 20 juta pound Mesir ($650.000) ke Gaza.

Starbucks tidak menanggapi permintaan komentar mengenai kampanye tersebut.

Dalam sebuah pernyataan di situsnya yang diperbarui pada bulan Oktober, mereka mengatakan bahwa mereka adalah organisasi non-politik dan menepis rumor bahwa mereka telah memberikan dukungan kepada pemerintah atau tentara Israel.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini