meskipun Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak berperan dalam perundingan gencatan senjata ini, kata seorang pejabat Palestina.
Baca juga: Ditunda 1 Hari, Penukaran Sandera Hamas dan Israel Dimulai Jumat
Siapa yang Melakukan Negosiasi Pertukaran Sandera Ini?
Qatar memainkan peran mediasi utama. Hamas memiliki kantor politik di Doha dan pemerintah Qatar menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dengan Israel, meskipun tidak seperti beberapa negara Teluk Arab lainnya, Hamas belum menormalisasi hubungan dengan Israel.
AS juga memainkan peran penting, dengan Presiden AS Joe Biden mengadakan panggilan telepon dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Netanyahu pada minggu-minggu menjelang perjanjian tersebut.
Mesir, negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel dan telah lama memainkan peran mediasi selama beberapa dekade konflik Israel-Palestina, juga terlibat.
Kenapa Negosiasi Berlangsung Alot?
Kesepakatan itu diumumkan 46 hari setelah dimulainya perang, salah satu konflik paling sengit yang pernah terjadi antara kedua belah pihak.
Pejuang Hamas menewaskan 1.200 orang ketika mereka melancarkan serangan terhadap Israel, yang merupakan jumlah korban terbesar dalam satu hari di wilayah Israel sejak berdirinya Hamas pada tahun 1948.
Sedangkan di pihak Palestina, lebih dari 14.000 orang telah tewas dalam serangan udara dan serangan darat Israel sejak saat itu.
Angkan ini merupakan jumlah korban terbanyak dalam sejarah Israel. jauh lebih banyak dari jumlah korban perang yang terjadi sebelumnya.
Di tengah pertempuran sengit tersebut, banyaknya sandera bahkan menjadi penengah dalam kesepakatan sementara seperti ini, jauh lebih menantang dibandingkan konflik-konflik sebelumnya.
Negosiasi awal untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas, keduanya musuh bebuyutan, dimulai beberapa hari setelah serangan 7 Oktober namun kemajuannya lambat.
Hal ini sebagian disebabkan karena komunikasi antara pihak-pihak yang bertikai harus melalui Doha atau Kairo dan kembali lagi untuk menyelesaikan setiap detail, seperti mendapatkan daftar lengkap dari Hamas agar mereka dapat dibebaskan, kata para pejabat Amerika Serikat.
Meski sudah ada kesepakatan, gencatan senjata hanya bersifat sementara.
Hamas mengatakan selama gencatan senjata, “mereka tetap siap untuk mengambil tindakan”.
Israel mengatakan konflik akan terus berlanjut sampai semua sandera dibebaskan dan Hamas dilenyapkan.
Pada tahun 2014, ketika Israel terakhir kali melancarkan invasi darat besar-besaran di Gaza, dibutuhkan waktu 49 hari bagi kedua belah pihak untuk menerapkan kesepakatan gencatan senjata, namun hal itu membuat pertempuran besar berakhir selama beberapa tahun.
Beberapa Sandera Dibebaskan Pukul 21:00 WIB
Gencatan Senjata Israel-Hamas Telah Dimulai, Beberapa Sandera di Gaza Dibebaskan pada Pagi Hari
Gencatan Senjata Israel-Hamas Telah Dimulai, Beberapa Sandera yang Ditahan 7 Oktober di Gaza Dibebaskan Pagi Hari.
Israel dan Hamas, Kedua belah pihak telah meletakkan senjata mereka sebagai bagian dari jeda sementara pertempuran selama empat hari
Gencatan senjata yang dinegosiasikan kini berlaku antara Hamas dan Israel setelah hampir dua bulan pemboman dan pertempuran di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober.
Israel dan Hamas mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa gencatan senjata sementara akan dimulai pada hari Jumat pagi pukul 7 pagi waktu setempat atau Pukul 12:00 WIB.
Langkah pertama sebelum pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina antara kedua belah pihak dapat dimulai.
Gencatan senjata, yang disetujui untuk berlangsung selama empat hari dengan opsi untuk memperpanjang pembebasan sandera lebih banyak.
Berarti Israel akan menghentikan serangan daratnya di Jalur Gaza sementara Hamas juga berhenti menembakkan rudal ke Israel dan membebaskan sekitar 50 dari 240 sandera. Mereka diculik di Israel saat tanggal 7 Oktober.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjaranya.
Pembebasan sandera akan dimulai Jumat pukul 4 sore waktu setempat atau pukul 21:00 WIB, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Kesepakatan itu dibuat setelah negosiasi selama berminggu-minggu dan melibatkan AS dan Qatar yang bertindak sebagai perantara.
Pembicaraan mengenai perjanjian gencatan senjata bagi para sandera dimulai kurang dari seminggu setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, menurut seorang pejabat AS yang menjelaskan kepada wartawan mengenai rinciannya pada hari Selasa.
Diskusi tersebut awalnya diselenggarakan oleh pemerintah Qatar, yang memiliki ikatan unik dengan para pemain kuncinya.
Qatar adalah rumah bagi pangkalan militer utama AS serta kepemimpinan politik Hamas.
Untuk menghindari kebocoran dan menetapkan parameter kesepakatan, sebuah "sel rahasia" dibentuk yang beranggotakan, di pihak AS, penasihat Timur Tengah Gedung Putih Brett McGurk dan pejabat senior Dewan Keamanan Nasional Joshua Geltzer.
Direktur CIA William Burns, kepala intelijen Israel David Barnea, dan para pemimpin senior Hamas, Qatar dan Mesir juga terlibat dalam negosiasi tersebut.
Presiden Joe Biden “terlibat secara langsung” selama proses tersebut,
dimulai dengan panggilan telepon pada 13 Oktober dengan keluarga para sandera Amerika yang digambarkan oleh pejabat AS sebagai salah satu hal paling menyedihkan yang pernah dia alami.
Pembebasan dua sandera pada akhir Oktober dipandang sebagai “proses percontohan,” kata pejabat itu, untuk menguji itikad baik Hamas dan kemampuan untuk memindahkan para tawanan dengan aman.
(Sumber: Reuters, The Messenger)