News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Peran Boris Johnson di Balik Berlarutnya Perang Rusia-Ukraina, Gagalkan Perjanjian Damai 2022

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran yang dirilis pada 24 Oktober 2023 oleh Kepolisian Nasional Ukraina ini menunjukkan seorang anggota polisi Ukraina berjaga selama evakuasi warga sipil di Avdiivka, wilayah Donetsk, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM -- Di tengah mulai menurunnya dukungan negara Barat dengan NATO, kini Ukraina mulai mengungkap peran negara-negara tersebut di tengah berlarutnya perang tersebut.

Borok Barat terutama Perdana Menteri Inggris saat itu Boris Johnson diungkap. Mereka memprovokasi Ukraina hingga perdamaian batal dilakukan.

Saat ini Ukraina diambang kekalahan, namun negara-negara Barat mulai enggan membantu negeri Volodymyr Zelensky.

Ketua faksi parlemen Presiden Volodymyr Zelensky dan kepala negosiator pada perundingan damai di Istanbul, David Arakhamia menyebut semestinya perang Ukraina sudah kelar pada Maret 2022 lalu.

Baca juga: Uni Eropa Terjunkan Pasukan untuk Jaga Perbatasan Finlandia - Rusia

Saat itu perundingan Rusia dan Ukraina ditengahi oleh Turki. Moskow telah menawarkan perjanjian damai kepada Kiev pada Maret 2022, tetapi pihak Ukraina tidak mempercayai Rusia.

“Tujuan Rusia adalah memberikan tekanan pada kami agar kami bersikap netral. Ini adalah hal utama bagi mereka: Mereka siap mengakhiri perang jika kita menerima netralitas, seperti yang pernah dilakukan Finlandia. Dan kami akan membuat komitmen bahwa kami tidak akan bergabung dengan NATO. Ini yang utama,” kata Arakhamia kepada saluran TV 1+1, Jumat (24/11/2023).

Namun, menyetujui netralitas dan melepaskan keanggotaan NATO berarti mengubah konstitusi Ukraina, jelas Arakhamia.

“Kedua, tidak ada kepercayaan pada Rusia bahwa mereka akan melakukan hal ini. Ini hanya bisa dilakukan dengan jaminan keamanan,” katanya kepada 1+1.

Selama pembicaraan, Arakhamia menambahkan, Perdana Menteri Inggris saat itu, Boris Johnson tiba di Kiev dan mengatakan kepada para pejabat Ukraina untuk terus berjuang dan tidak menandatangani perjanjian apa pun dengan Moskow.

"Ketika kami kembali dari Istanbul, Boris Johnson datang ke Kiev dan mengatakan bahwa kami tidak akan menandatangani apa pun dengan [Rusia] sama sekali. Dan [berkata] ‘ayo terus berjuang," ujar Arakhamia.

Baca juga: Jurnalis Rusia Boris Maksudov Meninggal Akibat Serangan Drone Ukraina

Peran Johnson dalam menggagalkan perundingan damai di Istanbul terungkap pada Mei 2022 oleh media Ukrayinska Pravda.

Hingga akhirnya Boris Johnson digulingkan dari jabatannya pada Juni 2022.

Namun, baik politisi Inggris tersebut maupun pemerintah AS tidak pernah secara resmi mengakui bahwa mereka menekan Kiev untuk mengingkari rancangan perjanjian tersebut, yang telah ditandatangani sendiri oleh Arakhamia dengan Kiev.

Kiev juga tidak pernah secara resmi mengomentari masalah ini – sampai sekarang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini