Dikawal oleh Netanyahu dan personel keamanan lainnya, Musk mengunjungi kibbutz Kfar Aza, yang diserang oleh pejuang Hamas pada 7 Oktober.
Elon Musk juga diperlihatkan rekaman serangan Hamas dan bertemu dengan beberapa keluarga orang-orang yang ditawan dari Israel.
Dalam percakapan singkat di X, Musk dan Netanyahu sepakat bahwa Hamas perlu dibasmi.
“Pertama-tama Anda harus menyingkirkan rezim beracun seperti yang Anda lakukan di Jerman, seperti yang Anda lakukan di Jepang. Ya, pada Perang Dunia II,” kata Netanyahu.
Musk menjawab, “Tidak ada pilihan. Tidak ada pilihan.”
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan kepada Musk dalam sebuah pertemuan bahwa dia memiliki peran besar dalam perjuangan global melawan anti-Semitisme.
“Kita harus melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan kebencian,” jawab Musk, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Herzog.
Mengapa Perjalanan Elon Musk ke Israel Dikritik?
Kunjungan Elon Musk ke Israel dikritik oleh beberapa pendukung Israel dan Palestina.
Esther Solomon, pemimpin redaksi surat kabar Israel Haaretz, menyebut perjalanan Musk sebagai “pencitraan”.
Baca juga: Bos NATO Lobi Israel–Hamas Perpanjang Gencatan Senjata: Kami Ingin Selamatkan Banyak Sandera
Dalam sebuah opini di situs berita, koresponden Haaretz Ben Samuels juga mengatakan bahwa sikap Israel terhadap Musk adalah “pengkhianatan terhadap orang Yahudi” dan “noda pada warisan Netanyahu”.
Pendukung Palestina juga mengkritik Elon Musk karena hanya mengunjungi satu sisi saja.
Bagaimana soal akses Starlink ke Gaza?
Elon Musk mencapai kesepakatan dengan Israel bahwa pada prinsipnya, akses internet ke Gaza dapat disediakan melalui Starlink.
Tetapi akses itu hanya boleh digunakan oleh unit yang dioperasikan oleh Israel dan dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel.
Pada bulan Oktober, Musk mengatakan bahwa Starlink akan mendukung konektivitas ke organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Gaza.