Dikutip Fox News, ini adalah perluasan angkatan bersenjata yang kedua sejak tahun 2018.
Penambahan 137.000 tentara sebelumnya, yang diperintahkan oleh Putin pada Agustus 2022.
Dengan demikian, menjadikan jumlah militer sekitar dua juta personel dan sekitar 1,15 juta tentara.
Dikutip dari AP News, Desember lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa negaranya membutuhkan kekuatan 1,5 juta "untuk menjamin pemenuhan tugas guna menjamin keamanan Rusia.
Saat itu, ia tidak mengatakan kapan kekuatan militer akan mencapai jumlah tersebut.
Kremlin sebelumnya menganggap jumlah pasukannya cukup.
Baca juga: Tentara Rusia Berjudi Nyawa di Avdiivka: Maju Kena Artileri Ukraina, Mundur Disambar Peluru Komandan
Tetapi perhitungannya berubah setelah harapan kemenangan cepat atas Ukraina – yang diinvasi Rusia pada Februari 2022 – hancur oleh perlawanan sengit.
Rusia telah melakukan berbagai upaya untuk menambah kekuatan angkatan bersenjatanya.
Termasuk dengan menyusun wajib militer, memobilisasi pasukan cadangan, membentuk batalion sukarelawan, dan menjalankan kampanye untuk menarik lebih banyak pria agar mendaftar.
Semua pria Rusia berusia 18 hingga 27 tahun (atau usia 18-30 tahun mulai 1 Januari 2024) harus menjalani wajib militer selama satu tahun.
Namun, banyak yang menghindari wajib militer karena alasan kesehatan atau penundaan yang diberikan kepada mahasiswa.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)