News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kisah Jurnalis Palestina Yara Eid, Kehilangan Rumah dan 60 Anggota Keluarganya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jurnalis Palestina Yara Eid, 23 tahun. Seorang jurnalis Palestina menceritakan bagaimana ia kehilangan rumah dan 60 anggota keluarganya akibat serangan Israel.

Salah satu dari puluhan ribu orang yang tewas adalah jurnalis Palestina Ibrahim Lafi, teman terdekat Yara Eid sekaligus mantan koleganya di Ain Media.

Ibrahim Lafi terbunuh oleh serangan Israel pada hari pertama konflik saat meliput di Beit Hanoun, dekat pagar pemisah dengan Israel.

"Dia adalah sahabatku. Orang yang akan kutelepon saat aku sedang sedih atau saat aku bahagia. Orang yang akan kubagikan setiap detail kekonyolanku," tuturnya.

“Dia terus berbicara tentang bagaimana dia akan mengunjungi saya di London."

"Dia tidak pernah pergi dari Gaza."

"Kami selalu berbicara tentang bagaimana kami akan menjadi satu tim. "

"Saya dan dia, saya akan menjadi reporter. Dia adalah juru kamera."

Selain Lafi, salah satu pendiri Ain Media, Roshdi Sarraj, juga tewas akibat bombardir Israel.

Jurnalis, kerabat dan teman mendoakan jenazah jurnalis TV Palestina Mohamed Abu Hatab dan sebelas anggota keluarga sehari setelah mereka terbunuh ketika rumah mereka dibom dalam pemboman Israel di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 3 November 2023. (MAHMUD HAMS / AFP)

Baca juga: Cerita Jurnalis Palestina di Israel yang Diintimidasi dan Diancam, Ada yang Ditodong Senjata

Setidaknya 61 jurnalis tewas dalam konflik tersebut, 54 di antaranya adalah warga Palestina, empat warga Israel, dan tiga warga Lebanon.

Mengharap Bantuan Internasional

Yara Eid mengatakan bahwa ia memang mempelajari hukum internasional, namun sejak itu ia kecewa dengan efektivitas hukum tersebut di Palestina.

“Hukum internasional hanya berlaku bagi siapapun yang mereka inginkan,” katanya.

“Hak asasi manusia warga Palestina tidak penting. Hak asasi anak-anak di Palestina tidak penting.”

Dia memutuskan untuk menekuni jurnalisme untuk menyampaikan kenyataan di lapangan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini