“Kami menunggu untuk mendapatkan pengalaman langsung dari kekejaman sehari-hari yang dialami di Gaza,” kata Mandla Mandela kepada stasiun televisi nasional SABC.
“Merupakan pengalaman nyata bagi mereka untuk berada di Afrika Selatan dan belajar dari pengalaman kami karena kami harus menghadapi salah satu rezim apartheid paling brutal di benua ini dan kami mampu mengalahkannya.”
Dia mengatakan kakeknya menganggap negara Palestina sebagai “masalah moral terbesar di zaman kita” dan menambahkan: “Kami melanjutkan apa yang dia tinggalkan.”
Baca juga: Surat Perintah Penangkapan Nelson Mandela Dibuat Versi NFT, Laku Rp 1,87 Miliar
Mandla Mandela adalah anggota Kongres Nasional Afrika yang berkuasa yang bulan lalu mendukung mosi majelis nasional yang menyerukan penutupan kedutaan Israel dan penangguhan hubungan diplomatik sebagai protes terhadap perang tersebut.
Afrika Selatan juga secara resmi meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki apa yang disebut Presiden Cyril Ramaphosa sebagai “kejahatan perang” Israel di Gaza.
Israel yang menolak perbandingan antara konflik dan apartheid, tidak mengirimkan pemimpin seniornya ke pemakaman Mandela pada tahun 2013.
(Sumber: AFP, Wired)