Ukraina Krisis Tentara Lawan Rusia, Pasukan Marinir yang Direkrut Tidak Bisa Berenang
TRIBUNNEWS.COM - Perang berlarut dan berkepanjang melawan Rusia membuat militer Ukraina mengalami krisis anggota militer.
Sebuah laporan menyebut, Ukraina merekrut wajib militer yang cenderung masih 'hijau' dan sangat tidak terlatih untuk dikirim ke garis depan di wilayah Kherson, Oblast, Ukraina Timur.
"Wajib militer Ukraina yang muda dan tidak terlatih dilarikan ke garis depan yang mematikan di dekat Kherson, hanya untuk dihantam oleh drone dan tembakan Rusia, kata seorang tentara yang tidak disebutkan namanya kepada BBC.
Baca juga: Joe Biden: Rusia akan Menyerang NATO, Moskow: Ilusi Bak Cerita Hantu
Sang tentara juga mengklaim kalau kekalahan nyata yang dialami Ukraina pada titik perang ini ditutup-tutupi oleh PresidenUkraina, Volodymyr Zelensky.
Cerita soal para tentara amatir Ukraina ini datang saat pasukan Kiev dilaporkan membangun kekuatan untuk menyerang ke garis belakang wilayah pendudukan Rusia.
Lokasi yang dimaksud adalah sebuah dusun, desa Krinki terletak di tepi timur Sungai Dnieper, sekitar 40 km timur laut Kherson.
"Selama beberapa minggu terakhir, pasukan Ukraina yang berkumpul di tepi barat telah berusaha menyeberangi sungai dan membangun jembatan untuk melancarkan serangan lebih lanjut ke wilayah belakang Rusia," tulis laporan RT.
Militer Ukraina pekan lalu mengklaim kalau pasukannya telah menyeberangi sungai dan melakukan serangan
"Serangan itu menimbulkan kerusakan akibat tembakan di bagian belakang musuh,” klaim pasukan Kiev.
Zelensky mengatakan meskipun dia menginginkan tambahan senjata Barat, dia “puas” pada kemajuan pasukannya.
Marinir Tak Bisa Berenang
Namun, laporan oleh sebuah artikel yang diterbitkan BBC pada Senin, mengatakan hal berbeda dari klaim Zelensky dan petinggi militer Ukraina.
Laporan itu mengutip seorang tentara Ukraina yang tidak disebutkan namanya.
Sang tentara yang bertempur di dekat Krinki mengatakan ke BBC kalau Kiev menutup-nutupi situasi sebenarnya di pertempuran.