"Seluruh penyeberangan sungai terus-menerus diserang,” kata tentara itu.
“Saya pernah melihat perahu-perahu yang membawa rekan-rekan saya menghilang begitu saja ke dalam air setelah tertabrak, hilang selamanya di sungai Dnieper,” aku sang tentara.
“Saat kami tiba di tepi sungai [timur], musuh sudah menunggu. Orang-orang Rusia yang berhasil kami tangkap mengatakan kalau pasukan mereka mendapat informasi tentang pendaratan kami sehingga ketika kami sampai di sana, mereka tahu persis di mana menemukan kami."
"Mereka melemparkan segalanya ke arah kami – artileri, mortir, dan sistem penyembur api. Saya pikir saya tidak akan pernah keluar (hidup-hidup),” lanjutnya.
"Mereka yang berhasil menggali di tepi timur “terjebak,” katanya.
Dia juga menjelaskan bagaimana drone Rusia “terus-menerus berdengung di udara, siap menyerang segera setelah mereka melihat adanya pergerakan.”
"Orang-orang yang meninggalkan parit mereka “segera menjadi sasaran,” tambahnya
Dia juga mengeluh kalau pasokan makanan dan air langka karena pasukan Rusia menargetkan jalur pasokan Ukraina.
Jumlah laki-laki yang berbadan sehat juga terbatas.
Tentara tersebut menjelaskan kalau sektornya tugasnya seharusnya diawaki oleh beberapa brigade, bukan kompi individu.
“Ada banyak pemuda di antara kita,” katanya.
“Kami memerlukan orang-orang, namun orang-orang yang terlatih, bukan orang-orang ramah lingkungan yang kami miliki saat ini. Ada orang-orang yang hanya menghabiskan waktu tiga minggu dalam pelatihan, dan hanya berhasil melakukan tembakan (saat latihan) beberapa kali.”
Tentara tersebut juga mengeluhkan kalau mendapatkan wajib militer yang kompeten dan termotivasi juga merupakan sebuah tantangan serius bagi militer Ukraina.
Hal itu merujuk makin sedikitnya warga Ukraina yang secara sukarela mendaftar ke militer untuk ikut bertempur.
“Dulu, setiap orang yang ingin menjadi sukarelawan perang, sekarang terlalu sulit untuk menggoda orang (bahkan) dengan uang. Sekarang kami mendapatkan mereka yang tidak berhasil lolos dari wajib militer. Anda akan menertawakan ini, tetapi beberapa marinir kami bahkan tidak bisa berenang,” katanya.
(oln/*/RT)