Beberapa sumber, yang berbicara kepada kedua media tersebut tanpa menyebut nama, mengonfirmasi bahwa tentara Israel memiliki dokumen mengenai sebagian besar target potensial di Gaza – termasuk rumah – yang memperlihatkan jumlah warga sipil yang kemungkinan besar akan terbunuh dalam serangan tertentu.
Sumber lain menegaskan, bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan.
Baca juga: Pasang Jebakan di Pintu Terowongan, Brigade Al-Qassam Hancurkan 79 Ranpur Israel dalam 72 Jam
Sumber tersebut, dilaporkan mengatakan bahwa ketika seorang anak perempuan berusia 3 tahun terbunuh di sebuah rumah di Gaza, itu terjadi karena seseorang di tentara memutuskan bahwa kematian anak tersebut bukanlah sebuah masalah besar dan kematian itu adalah harga yang patut dibayar untuk mencapai target yang lain.
Pabrik Pembunuhan Massal
Sistem AI ini, seperti yang dijelaskan oleh mantan perwira intelijen, pada dasarnya memfasilitasi 'pabrik pembunuhan massal', +972 melaporkan.
Salah satu sumber menjelaskan, bahwa Gospel memproses sejumlah besar data yang tidak dapat diproses oleh puluhan ribu petugas intelijen.
Sistem ini, menurut seorang mantan perwira intelijen Israel, memungkinkan tentara Israel menjalankan ‘pabrik pembunuhan massal’, yang penekanannya adalah pada kuantitas dan bukan pada kualitas.
Lima sumber berbeda mengonfirmasi bahwa jumlah warga sipil yang mungkin terbunuh dalam serangan terhadap tempat tinggal pribadi telah diketahui sebelumnya oleh intelijen Israel.
Jumlah itu muncul dengan jelas dalam file target di bawah kategori ‘kerusakan tambahan’, menurut laporan itu.
Sejak 7 Oktober 2023 hingga data terbaru yang dihimpun Al Jazeera pada 7 Desember, setidaknya 17.177 warga Palestina di Gaza tewas dalam serangan Israel.
Jumlah itu terdiri dari 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita.
Selain itu, lebih dari 46.000 warga mengalami luka-luka dan 7.600 lainnya hilang.
Sementara di Tepi Barat, setidaknya 266 tewas termasuk 63 anak-anak.
Dari sisi Israel, sekitar 1.200 orang tewas terutama saat serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)