News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sosok Ilya Ponomarev, Aktivis Anti-perang Rusia yang Diasingkan, Punya Misi Bunuh Vladimir Putin

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilya Ponomarev, anggota parlemen dari Partai Rusia Adil, berbicara pada konferensi pers di Moskow, pada tanggal 23 Oktober 2012. Penyelidik Rusia kemarin mengatakan bahwa Leonid Razvozzhayev, seorang aktivis oposisi dan pembantu parlemen Ponomarev, telah menyerahkan diri dan mengaku merencanakan rencana tersebut. kerusuhan massal sementara aktivis itu sendiri mengaku telah diculik dari Ukraina dan disiksa. Razvozzhayev adalah orang kedua yang ditangkap dalam penyelidikan Rusia atas rencana kerusuhan massal, setelah Konstantin Lebedev pekan lalu. Tersangka ketiga, pemimpin Front Kiri Sergei Udaltsov, bebas tetapi menghadapi pembatasan perjalanan. - - Inilah sosok Ilya Ponomarev, pria yang pernah menjadi anggota perlemen Rusia, yang saat ini menjalankan misi untuk membunuh Presiden Vladimir Putin.

Dalam aksinya, Ilya Ponomarev mengecam dugaan kecurangan dalam pemilihan parlemen tahun 2011 dan pemilihan presiden tahun 2012.

Lalu tahun berikutnya, Ilya Ponomarev menolak mendukung undang-undang yang melarang "propaganda gay".

Pada tahun 2014, Ilya Ponomarev adalah satu-satunya dari 446 anggota majelis rendah parlemen Rusia, yang memberikan suara menentang aneksasi Krimea oleh Presiden Putin, dilansir BBC.

Pada tahun 2016, ia diasingkan ke Ukraina.

Baca juga: Membanjiri Gaza Pakai Air Laut, Bukti Perintah Take No Prisoners Israel, Rusia: Kejahatan Perang!

Ilya Ponomarev, anggota parlemen dari Partai Rusia Adil, berbicara pada konferensi pers di Moskow, pada tanggal 23 Oktober 2012. Penyelidik Rusia kemarin mengatakan bahwa Leonid Razvozzhayev, seorang aktivis oposisi dan pembantu parlemen Ponomarev, telah menyerahkan diri dan mengaku merencanakan rencana tersebut. kerusuhan massal sementara aktivis itu sendiri mengaku telah diculik dari Ukraina dan disiksa. Razvozzhayev adalah orang kedua yang ditangkap dalam penyelidikan Rusia atas rencana kerusuhan massal, setelah Konstantin Lebedev pekan lalu. Tersangka ketiga, pemimpin Front Kiri Sergei Udaltsov, bebas tetapi menghadapi pembatasan perjalanan. (ANDREY SMIRNOV/AFP)

Invasi skala penuh Rusia ke Ukraina

Sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022, Ilya Ponomarev memposisikan dirinya sebagai orang Rusia yang pro-Ukraina.

Ia tidak hanya mewakili Legiun Kebebasan Rusia (FRL) di Ukraina tetapi juga Tentara Republik Nasional (NRA), sebuah jaringan rahasia partisan yang diduga beroperasi di Rusia.

Ponomarev juga mendirikan saluran TV oposisi berbahasa Rusia pada masa perang.

Ia menamainya February Morning, mengacu pada kapan perang dimulai.

Ilya Ponomarev menggunakannya sebagai platform untuk mengumumkan klaim tanggung jawab NRA atas pembunuhan Darya Dugina, putri salah satu sekutu politik dekat Putin, di pinggiran Kota Moskow tahun lalu.

Intelijen AS menyalahkan pemboman mobil tersebut pada pasukan Ukraina.

Namun, di Rusia, ia masih relatif tidak dikenal.

"Rata-rata orang Rusia tidak tahu banyak tentang apa yang dilakukan Ponomarev saat ini karena ada propaganda besar-besaran," kata Natia Seskuria, rekan peneliti di Royal United Services Institute, sebuah London lembaga think tank berbasis.

"Dan Putin tidak berkepentingan untuk mempopulerkan atau mengiklankannya," lanjutnya.

Baca juga: Kebijakan Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Picu Protes

Apa itu Legiun Kebebasan Rusia?

FRL adalah salah satu dari dua kelompok Rusia yang bekerja di Ukraina untuk menjatuhkan pemerintahan Putin.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini