Anggota keluarganya dibunuh di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara pada Rabu (6/12/2023) pagi.
Di antara mereka yang meninggal, termasuk orang tua Al Sharafi, Mahmoud dan Amina.
Tak hanya nyawa bapak dan ibunya, tetapi saudara-saudaranya dan pasangan mereka, serta keponakan-keponakannya juga direnggut oleh serangan udara Israel.
Al Sharafi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ada sebuah peledak menghantam rumah mereka sampai membuat tanah berlubang.
"Tidak ada satu pun kru pertahanan sipil mampu mengevakuasi jenazah mereka," ucap Al Sharafi.
"Kami tidak boleh mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang kami cintai dan dilarang memberi mereka penguburan yang layak," lanjutnya.
Baca juga: Jurnalis Al Jazeera Kehilangan 22 Anggota Keluarga akibat Serangan IDF, Ungkap Pesan Terakhir Ibunya
Sebuah video yang diambil setelah serangan udara Israel menunjukkan seorang kerabat Al Sharafi menangis sambil berdiri di dekat puing-puing rumah yang hancur dibom.
"Sepertinya mereka (Israel) menyerang rumah sekitar jam 4 atau 5 pagi," kata kerabat Al Sharafi.
"Kami tidak dapat mencapai lokasi kejadian sampai matahari terbit," terangnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)