Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SEMENANJUNG SINAI – Otoritas Terusan Suez (SCA) melaporkan setidaknya 55 kapal dagang internasional telah mengalihkan rute menuju Cape of Good Hope untuk menghindari Terusan Suez, terhitung sejak 19 November 2023.
Puluhan kapal kontainer mulai beralih ke jalur Tanjung Harapan di Afrika Selatan demi menghindari Terusan Suez, setelah Houthi meningkatkan serangan ke kapal yang nekat melakukan perjalanan menuju Israel melalui Laut Merah.
“Kami memantau dengan seksama dampak dari ketegangan yang terjadi di Laut Merah saat ini. Tercatat 55 kapal telah mengalihkan rute melalui Cape of Good Hope, namun 2.128 kapal masih melintasi jalur perairan tersebut selama periode yang sama, ” ujar ketua SCA, Osama Rabie.
Mengutip dari Reuters, Terusan Suez sendiri merupakan salah satu jalur perdagangan via laut paling penting di seluruh dunia.
Terletak di Mesir dengan panjang 193 km, rute ini dapat menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah kapal.
Dengan rute tersebut kapal dagang internasional pengangkut minyak dan barang bisa memangkas waktu pelayaran, karena tak perlu lagi memutar jalan hingga ke Benua Afrika.
Baca juga: Israel Boncos, Pendapatan Pelabuhan Eilat Anjlok 80 Persen, Efek Serangan Houthi Yaman di Laut Merah
Raksasa Pelayaran Global Setop Rute Via Terusan Suez
Tak hanya kapal dagang internasional, pasca Houthi Yaman melakukan serangan di Laut Merah, sejumlah raksasa pelayaran mempertimbangkan untuk menyetop sementara pelayaran di jalur tersebut.
Seperti perusahaan asal Perancis CMA CGM yang menghentikan semua pengiriman kontainer melalui Laut Merah mulai 16 Desember lalu, aksi serupa juga dilakukan perusahaan pelayaran kontainer Jerman Hapag Lloyd yang berencana menghentikan pelayaran usai salah satu kapalnya diserang sebuah proyektil dari drone Houthi.
Baca juga: Kelompok Houthi di Yaman Beri Peringatan, Semua Kapal di Laut Merah Menuju Israel akan Ditarget
Langkah blokade juga diambil perusahaan Orient Overseas Container Line (OOCL) asal Hongkong serta Moller-Maersk dari Denmark yang memutuskan untuk menghentikan semua pengiriman container hingga batas waktu yang tak ditentukan.
AS Ancam Gempur Milisi Houthi Yaman
Merespon serangan yang dilakukan Houthi Yaman, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) mempertimbangkan serangan balasan kepada milisi Houthi Yaman atas tindakan blokade yang dilakukan kelompok sayap kanan Iran itu kepada kapal dagang Israel di Laut Merah.
Demi menggertak Houthi Yaman, AS menggandeng 10 negara sekutu termasuk Inggris dan Italia untuk membentuk koalisi internasional dengan nama “Operation Prosperity Guardian.”
Dengan koalisi ini nantinya AS dengan para negara sekutu akan melakukan patroli bersama di wilayah selatan Laut Merah dan Teluk Aden dengan tujuan memerangi milisi Houthi Yaman, serta memastikan kebebasan navigasi dan keamanan semua negara yang melintas di jalur perdagangan internasional.
"Dibentuknya Koalisi keamanan, diharapkan dapat memperkuat keamanan dan kemakmuran jalur internasional dari serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman yang menguasai Laut Merah,” tambah Austin.