TRIBUNNEWS.COM -- Usulan agar kaum wanita Ukraina dimobilisasi untuk berperang melawan Rusia terus mendapat dukungan di kalangan politisi nagara itu.
Semakin sedikitnya pria dewasa karena peperangan dan kualitas militer yang di bawah standar menjadi penyebabnya.
Saat ini Ukraina masih berjibaku melawan Rusia yang terus merangsek merebut wilayahnya.
Baca juga: Banting Harga Jual Aset di Rusia, Perusahaan Barat Alami Kerugian Capai 1.597 Triliun
Anggota parlemen Inna Sovsun meminta agar pemerintah mempertimbangkan perekrutan perempuan ke medan pertempuran, jika dianggap perlu.
Sovsun merupakan satu dari 20 wakil Golos di Verkhovna Rada. Partai liberal dan pro-UE ini terkenal karena mengusulkan legalisasi pornografi dan hubungan sipil sesama jenis pada awal tahun ini.
“Akan ada keputusan yang tidak populer,” katanya kepada media Ukraina pada hari Senin dikutip oleh Russia Today.
“Saya tidak menyangkal bahwa kita bisa mencapai titik mobilisasi perempuan. Jika diperlukan untuk pertahanan, maka diperlukan untuk pertahanan. Jika ada alasan, alat dan mekanisme, kita harus mendiskusikannya.”
Di antara masalah-masalah yang perlu diselesaikan, Sovsun menyebutkan berbagai tugas bagi perempuan yang wajib militer, penyediaan seragam, pembatasan perjalanan, dan status ibu dengan anak kecil.
"Harus ada pernyataan teman-teman, kita kalah perang, atau kita harus mengambil keputusan sulit mengenai mobilisasi perempuan," kata dia.
Usulan Partainya Zelensky
Komentar Sovsun muncul setelah seorang anggota parlemen dari partai 'Hamba Rakyat' yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelensky mengusulkan untuk memobilisasi perempuan untuk bekerja di industri militer.
Perempuan “dapat dipanggil untuk dinas militer atau direkrut untuk melakukan pekerjaan guna menjamin pertahanan negara di masa perang,” menurut proposal yang diajukan oleh Mariana Bezuglaya.
Anggota parlemen Mariana Bezuglaya dari partai 'Hamba Rakyat' berterima kasih kepada semua orang yang telah mendaftar militer, tetapi menuntut lebih banyak pendaftaran pada tahun 2024.
Baca juga: Joe Biden Sebut Rusia akan Serang NATO, Putin: Omong Kosong Tak Masuk Akal
“Tugas negara adalah menyediakan segala yang dibutuhkan; kewajiban warga negara adalah membayar pajak untuk itu. Kesukarelaan terbaik saat ini adalah bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina,” tulisnya.
“Rakyat adalah negara; sebagai rakyat, jadi negara,” tambahnya.