TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Colby Connelly, analis senior di perusahaan Energy Intelligence yang berbasis di Amerika memperingatkan para investor untuk mewaspadai terjadinya kenaikan harga minyak dunia di tengah serangan Houthi Yaman kepada kapal dagang di Laut Merah.
Peringatan tersebut dilontarkan Connelly pasca puluhan kapal kargo internasional pengangkut minyak dan barang mengalihkan rute menuju Cape of Good Hope untuk menghindari Terusan Suez dan Laut Merah yang saat ini telah dikuasai oleh milisi Houthi Yaman.
Baca juga: Houthi Tegaskan Israel Harus Setop Perang Jika Ingin Serangan kepada Kapal Menuju Israel Dihentikan
Tak hanya itu, imbas sengketa di laut Merah itu sejumlah raksasa pelayaran global seperti CMA-CGM dan Hapag Lloyd mengumumkan untuk menghentikan semua pengiriman kontainer melalui Laut Merah hingga batas waktu yang tak ditentukan. Baru-baru ini Perusahaan minyak global British Petroleum (BP) juga turut memberlakukan tindakan serupa.
“Seiring dengan berlanjutnya serangan-serangan Houthi pasar kini semakin menaruh perhatian, lantaran pengiriman kargo dihentikan sehingga harga minyak mentah pada akhir minggu ini diprediksi akan menjadi lebih tinggi dibandingkan beberapa hari terakhir,” jelas Connelly, dikutip dari Al Jazeera.
Rob Thummel, direktur perusahaan investasi energi Tortoise Capital memproyeksi peristiwa di Laut Merah dapat menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi.
Baca juga: Ancaman Houthi Yaman untuk Amerika: Laut Merah akan Jadi Kuburanmu
“Risiko geopolitik di laut Merah menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi karena sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia transit melalui Terusan Suez, rute pelayaran terpendek yang menghubungkan Laut Merah ke Laut Mediterania,” jelas Thummel.
Harga Minyak Mentah Tembus 79 dolar AS per Barel
Menurut pantauan CNBC International harga minyak mentah untuk perdagangan Rabu (20/12/2023) ditutup di level tertinggi, seperti harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) yang dilaporkan naik 1,3 persen mencapai 73,44 dolar AS per barel. Lonjakan serupa juga dialami oleh Brent yang naik dua persen ke kisaran 79,48 dolar AS per barel.
Baca juga: Houthi Bikin Dompet Israel Cekak, Pendapatan Pelabuhan Eilat Anjlok 80 Persen
Kendati kenaikan kali ini tidak terjadi secara signifikan, namun apabila perang panas di Laut Merah terus terus terjadi maka hal tersebut dapat memicu kekhawatiran akan gangguan suplai minyak mentah.