Sebelumnya, Menteri Anggota Dewan Mini-Kementerian Israel untuk Urusan Politik dan Keamanan (Kabinet), Heli Troper, mengatakan Kabinet membahas kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas, namun belum ada yang spesifik.
"Pembahasan telah dilakukan di kabinet kemarin mengenai masalah ini dan belum ada kesepakatan apa pun. Ada pernyataan rencana hampir matang tapi masih terlalu dini bagi kita untuk mengetahuinya," katanya kepada Ynet, Selasa (19/12/2023).
"Komitmen kami nyata dan mendalam dan kami memikul tanggung jawab untuk mengembalikan semua pria dan wanita yang diculik," tambahnya.
Baca juga: Jumlah Korban Perang Israel-Hamas di Palestina Capai 19.968 Orang, 73 Jurnalis Terbunuh saat Meliput
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pengeboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 19.968 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (20/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel