News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ada di Daftar Tahanan Israel, Siapa Marwan Barghouti yang Ingin Dibebaskan Hamas?

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Fatah Tepi Barat Palestina Marwan Barghouti memberi isyarat saat dia tiba di pengadilan distrik Tel Aviv 20 Mei 2004. Pada Juni 2004, Marwan Barghouti dijatuhi lima hukuman seumur hidup ditambah 40 tahun penjara di Israel.

Pada 2011, Israel menolak melepaskan Abu Saadat sebagai bagian dari kesepakatan dengan Hamas dalam pembebasan sandera tentara Israel, Gilad Shalit, yang disandera Hamas selama 5 tahun.

Abdullah Barghouti

Nama tahanan senior Palestina ketiga yang menjadi incaran Hamas adalah Abdullah Barghouti, pemimpin Hamas yang merupakan salah satu pemimpin sayap militer gerakan tersebut di Tepi Barat.

Abdullah Barghouti saat ini menjalani 67 hukuman seumur hidup di penjara Israel.

Hamas juga gagal membebaskannya dalam perjanjian Gilad Shalit pada tahun 2011, dan kini menegaskan ia harus dibebaskan dalam perjanjian berikutnya – bersama dengan pejabat senior lainnya yang disebutkan.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengadakan konferensi pers selama kunjungannya ke Dar al-Fatwa, otoritas agama Sunni tertinggi Lebanon, di Beirut pada 22 Juni 2022. (ANWAR AMRO / AFP)

Baca juga: Tidak Gentar Terhadap Koalisi AS, Houthi Incar Kapal-kapal yang Terkait Israel di Laut Merah

Tuntutan Hamas kepada Israel selama Diskusi Pembebasan Sandera

Hamas mengajukan sejumlah syarat untuk kesepakatan pembebasan sandera, selain menuntut Israel untuk membebaskan tahanan senior Palestina.

Pada Senin (18/12/2023), Direktur CIA, William Burns, melakukan perjalanan ke Warsawa, Polandia, untuk bertemu dengan Kepala badan intelijen Israel (Mossad), David Barnea, dan perdana menteri Qatar, menurut pejabat Mesir dan orang lain yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Para pejabat Mesir mengatakan Hamas mengatakan mereka bersedia melepaskan lebih banyak sandera jika bantuan ke Gaza digandakan.

Hamas juga menuntut Israel harus menyetujui gencatan senjata terlebih dahulu dan menarik pasukannya ke belakang garis yang telah ditentukan.

Hingga artikel ini ditulis, diskusi ini masih berlanjut dan kedua pihak belum menyepakati perjanjian gencatan senjata kemanusiaan terbaru.

Baca juga: Mantan Sandera Takut Rudal Israel yang Bunuh Mereka, Bukan Hamas

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (21/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini