TRIBUNNEWS.COM - Pemberontak Houthi di Yaman telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal komersial yang melalui Laut Merah sejak pertengahan November.
Gelombang serangan Houthi terhadap kapal dagang di Laut Merah memaksa perusahaan mengirim kapal melalui rute yang lebih panjang untuk menghindari Terusan Suez.
Serangan Houthi di Laut Merah sebagai tanggapan atas pemboman Israel di Gaza.
Sejak saat itu, lebih dari 100 kapal kontainer telah dialihkan ke sekitar Afrika bagian selatan untuk menghindari Terusan Suez, dikutip dari The Guardian.
Langkah ini sebagai tanda terganggunya perdagangan global yang disebabkan oleh pemberontak Houthi yang menyerang kapal-kapal di pantai barat Yaman.
Kapal-kapal yang telah dialihkan sejauh ini memiliki kapasitas untuk membawa kontainer berukuran 1,3 m 20 kaki (6 meter).
Baca juga: Spanyol Tolak Gabung Aliansi Bentukan AS Perangi Houthi di Laut Merah: Saudi dan UEA Lebih Dulu
Selain itu, kapal tanker minyak dan gas juga telah melakukan pengalihan rute.
Menurut perusahaan pelayaran Kuehne dan Nagel, terdapat 103 kapal yang telah memilih putar balik dari Terusan Suez.
Namun, mereka memperkirakan akan ada lebih banyak lagi kapal yang mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Terjadinya pengalihan rute ini membuat kapal-kapal tersebut menambah perjalanan sekitar 6.000 mil dari perjalanan sebelumnya
Sehingga waktu pengiriman produk juga terlambat hingga tiga sampai empat minggu.
Sebagai informasi, Houthi mengatakan akan menyerang kapal yang melintasi Laut Merah sebagai tanggapan atas pemboman Israel di Gaza.
Baca juga: Tidak Gentar Terhadap Koalisi AS, Houthi Incar Kapal-kapal yang Terkait Israel di Laut Merah
AS mengatakan pada hari Selasa, pihaknya akan mencoba memimpin koalisi angkatan laut untuk melindungi pelayaran di Terusan Suez.
Sementara itu, Terusan Suez merupakan salah satu rute perdagangan utama dunia.
Setiap tahunnya, sekitar 19.000 kapal mengarungi Terusan Suez.
Sebelumnya, penutupan besar-besaran yang tidak terduga di Terusan Suez terakhir terjadi pada Maret 2021, ketika kapal kontainer Ever Give memblokir jalur selama enam hari.
Pengalihan ini akan menjadi gangguan yang berkepanjangan terhadap pola pengiriman normal.
Sehingga, mengakibatkan produk-produk bagi konsumen berkurang.
Gangguan ini terjadi bersamaan dengan periode di mana banyak pabrik tutup sementara saat Natal.
Sehingga memberikan waktu tambahan bagi perusahaan untuk menerima pasokan penting.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Pemberontak Houthi dan Laut Merah