News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Joe Biden dan Emir Qatar Diskusikan Pembebasan Sandera dan Peningkatan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembebasan sandera pertama kalinya dilakukan dalam gencatan senjata Israel-Hamas pada November 2023.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berdiskusi melalui telepon dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada Selasa (26/12/2023), membahas perlunya pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dan upaya untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

"Kedua pemimpin membahas upaya mendesak untuk menjamin pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza," kata Karine Jean-Pierre, juru bicara Gedung Putih, seraya menambahkan bahwa mereka juga berbicara tentang peningkatan akses terhadap bantuan.

Baca juga: Warga Gaza Dilanda Kelaparan Akut Jika Perang Israel-Hamas Tak Segera Berakhir

Ini bukanlah pertama kalinya Biden melakukan dialog dengan Emir Qatar. Bulan lalu, kedua pemimpin itu telah membahas pembebasan warga Amerika yang disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas.

Saat itu, Biden juga mendesak Israel untuk membiarkan dua tanker diesel memasuki Jalur Gaza yang dilanda perang.

AS Ingin Hidupkan Kembali Otoritas Palestina

Amerika Serikat juga berharap dapat membuka jalan bagi Otoritas Palestina yang terkepung untuk mengambil kendali, dengan mendorong pembentukan pemerintahan baru dan meluncurkan pelatihan bagi pasukan keamanannya.

Namun sejauh ini, Washington tersandung pada salah satu rintangan pertama, yakni membujuk Israel untuk membuka blokir gaji yang diperlukan untuk mencegah keruntuhan otoritas Israel.

“Dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat AS keluar masuk kompleks kediaman Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk memperbaiki reputasi buruk otoritas yang tidak populer di kalangan warga Palestina, dengan tujuan memperluas peran mereka di Jalur Gaza setelah perang,” kata para pejabat Palestina dan AS.

Para pejabat Palestina awalnya menolak keras gagasan untuk kembali berkuasa di Gaza, yang dikuasai Hamas sejak 2007 setelah perang brutal tersebut. Namun mereka secara bertahap menjadi lebih reseptif dalam memanfaatkan kesempatan langka untuk membangun persatuan antara Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Baca juga: PMI Kembali Terima Donasi Kemanusiaan untuk Gaza Rp 1 Miliar

“Pemerintahan Biden sedang berbicara dengan warga Palestina dan anggota komunitas internasional tentang pemerintahan baru,” kata seorang pejabat Gedung Putih tanpa disebutkan namanya.

Meski begitu, para pejabat Palestina mengatakan mereka ingin upaya semacam itu dikaitkan dengan “cakrawala politik” yang jelas bagi negara Palestina. Mereka skeptis terhadap kemampuan Amerika Serikat untuk memberikan apapun ketika pemerintahan sayap kanan Israel saat ini masih berkuasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini