Komandan Angkatan Darat Negara NATO: Rusia Makin Kuat, Kita Harus Siap Perang
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Angkatan Darat Belanda, Letnan Jenderal Martin Wijnen, meminta negaranya untuk lebih siap menghadapi potensi perang melawan Rusia di masa depan.
Menurutnya, Belanda memang menghindari terlibat peperangan yang bakal menguras banyak hal, termasuk perekonomian dan militer.
Namun, kata dia, Rusia menunjukkan peningkatan kekuatan meski sudah dilawan habis-habisan oleh Ukraina yang dibantu Amerika Serikat dan negara NATO.
Baca juga: Kaleidoskop 2023, 7 Momen Brutal Paling Mematikan yang Dialami Rusia dalam Perang Ukraina
“Belanda seharusnya sangat takut (mengindari) akan perang, dan masyarakat kita harus bersiap menghadapinya. Rusia semakin kuat,” kata Letnan Jenderal Martin Wijnen, komandan Angkatan Darat Kerajaan Belanda, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar De Telegraaf, Kamis (28/12/2023).
Belanda, salah satu anggota pendiri NATO, telah menjadi sekutu kuat Ukraina dalam perang yang dimulai oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2022.
Mark Rutte, perdana menteri Belanda, pekan lalu mengumumkan, negaranya segera mewujudkan pengiriman 18 jet tempur F-16 ke Ukraina untuk membantu pertahanannya melawan pasukan Putin.
Berlomba Perkuat Persenjataan
Wijnen, yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai jenderal tertinggi tentara Belanda pada 1 Januari, mengatakan Belanda harus mengikuti contoh negara-negara lain yang dekat dengan Rusia.
Dia mencontohkan persiapan militer yang dilakukan oleh negara-negara seperti Swedia, Finlandia dan negara-negara Baltik.
“Belanda seharusnya tidak menganggap keselamatan kami terjamin karena kami berada 1.500 kilometer jauhnya [dari Rusia],” kata Wijnen.
Belanda belum memberlakukan wajib militer sejak tahun 1997, namun negara tersebut telah memulai program sukarela satu tahun untuk generasi muda.
Wijnen mengatakan kepada De Telegraaf bahwa dia berharap program ini dapat menarik orang untuk bergabung dengan militer.
Dia juga menyatakan cara terbaik untuk mencegah Rusia menginvasi Belanda adalah dengan mempertahankan pasukan dalam jumlah besar.
“Hanya ada satu bahasa yang dipahami Rusia, dan itu adalah bahasa militer yang kuat,” kata Wijnen.
“Belanda harus belajar lagi bahwa seluruh anggota masyarakat harus siap ketika terjadi kesalahan.”
Wijnen bukan satu-satunya pejabat Eropa yang meminta negaranya untuk lebih siap menghadapi potensi perang pasca invasi Putin ke Ukraina.
Dalam wawancara tanggal 16 Desember dengan Welt am Sonntag, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius berbicara tentang perlunya Jerman memperlengkapi militernya dengan lebih baik dengan meningkatkan perlindungan senjatanya.
Pistorius mengatakan Jerman harus mampu mempertahankan diri serta memberikan senjata kepada Ukraina karena AS dapat mengurangi keterlibatannya dalam perang Kyiv dengan Rusia.
“Kami sebagai warga Eropa harus lebih terlibat dalam menjamin keamanan di benua kami. Kami memiliki waktu sekitar 5-8 tahun untuk menebus apa yang telah hilang, dari sudut pandang angkatan bersenjata, industri dan masyarakat,” kata Pistorius.
(oln/nw/*)