Media Israel Sebut Hamas Secara Prinsip Setuju Lanjutkan Negosiasi Pertukaran Tahanan
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Walla, Jumat (30/12/2023) melaporkan kalau pihak mediator Qatar mengatakan ke pejabat Israel bahwa kelompok perlawanan Palestina, Hamas, “secara prinsip setuju” untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan baru dan gencatan senjata selama berminggu-minggu.
Lansiran situs berita Ibrani itu mengutip tiga pejabat Israel yang mengatakan pembicaraan berpusat pada proposal yang diajukan oleh kepala badan mata-mata Israel, David Barnea.
Baca juga: Hamas Cs Bersatu: All For All, 7 Milisi Pembebasan Palestina Bentuk Koalisi Pasukan Lawan Israel
Proposal itu terkait pembebasan 40 sandera Israel tambahan yang ditahan di Gaza.
Para sandera tersebut mencakup perempuan dan laki-laki berusia lebih dari 60 tahun.
"Sebagai imbalannya, Israel bersedia melakukan gencatan senjata selama satu atau dua minggu, dan membebaskan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel termasuk beberapa yang diklasifikasikan sebagai tahanan keamanan," menurut proposal tersebut.
“Kami beralih dari situasi beku ke situasi yang sangat dingin,” tulis Walla mengutip seorang pejabat.
Pemerintah Israel dan Hamas belum mengomentari laporan tersebut.
Sempat Duluan Akhiri Gencatan Senjata
Jeda kemanusiaan sempat terjadi selama seminggu dimulai pada 24 November di Gaza di mana pertukaran tahanan dilaksanakan antara Hamas dan Israel.
Genjatan senjata berakhir setelah Israel melanjutkan bombardemen di Jalur Gaza pada Jumat (1/12/2023).
Baca juga: Kemarin Ngebom Duluan, Kini Israel Merengek ke Mesir dan Qatar Minta Pertukaran Tawanan Lagi
Sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, Israel terus melanjutkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 21.507 warga Palestina dan melukai 55.915 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel merevisi jumlah korban tewas resmi pada 10 November akibat serangan Hamas, menurunkan angka tersebut menjadi sekitar 1.200, dan sejak itu, Tel Aviv belum memberikan informasi tambahan mengenai korban jiwa.