Perang tersebut telah menyebabkan lebih dari 23.000 orang tewas di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Perang Gaza antara Hamas dan Israel ini memicu front lain di luar Gaza, yang melibatkan milisi yang didukung Iran.
Pada Selasa, seorang pemimpin senior Hamas, Saleh Al-Arouri terbunuh di pinggiran kota Beirut, Lebanon dalam ledakan yang menurut seorang pejabat AS dilakukan oleh Israel.
Baca juga: Hamas Melemah Seusai Saleh Al- Arouri Tewas? IDF Salah Besar, Brigade Al Qassam Muncul di Depan Muka
Israel belum mengkonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya dalam serangan tersebut.
Tetapi Hamas dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, yang menguasai wilayah pinggiran kota, menyalahkan Israel dan bersumpah akan membalas dendam.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akan menyampaikan pidato pada Rabu, pidato ketiganya sejak perang pecah.
Pidato tersebut diumumkan sebelum serangan Beirut.
Pekan lalu, Iran dan beberapa proksi bersenjatanya menuduh Israel membunuh seorang komandan senior Iran di Suriah, dan bersumpah akan melakukan pembalasan. Israel tidak mengomentari masalah ini.
Israel menuduh Teheran mendanai dan mempersenjatai Hamas.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bulan lalu bahwa negaranya berada dalam “perang multi-arena,” diserang dari tujuh arena, termasuk Iran.
“Kami sudah merespons dan bertindak dalam enam keputusan ini,” katanya.
Cawe-Cawe AS
Amerika Serikat juga telah meningkatkan keterlibatan militernya di Timur Tengah baru-baru ini.
Bulan lalu, militer melancarkan serangan udara terhadap Kataib Hizbullah yang didukung Iran dan “kelompok afiliasinya” di Irak setelah serangan tersebut melukai tiga tentara AS.
Dan pekan lalu, helikopter AS menenggelamkan tiga kapal milik milisi Houthi Yaman yang didukung Iran di Laut Merah setelah diserang, sehingga menewaskan semua penumpang di dalamnya.