TRIBUNNEWS.COM - Upaya penyelamatan korban gempa di Ishikawa Jepang semakin digalakkan, jumlah warga yang tewas kini naik menjadi 81 orang.
Prefektur Ishikawa, Jepang, diguncang gempa magnitudi 7,4 pada Senin (1/1/2024) kemarin.
Saat ini pencarian korban selamat yang tertimpa reruntuhan bangunan masih dilanjutkan.
"Masih banyak orang yang tertimbun di bawah gedung-gedung yang runtuh, menunggu untuk diselamatkan," kata Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada konferensi pers.
Ribuan tim penyelamat berpacu dengan waktu dan berharap dapat menyelamatkan sebanyak mungkin orang dalam jangka waktu tiga hari.
Baca juga: Kondisi Ishikawa Jepang Pasca Gempa, Distribusi Bantuan Terkendala Akses, Warga Antre Beli Makanan
Mengingat tingkat kelangsungan hidup menurun dalam waktu 72 jam setelah gempa, menurut petugas tanggap darurat, yang dikutip dari Reuters.
"Kami akan menggunakan seluruh upaya kami untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang pada malam ini, ketika 72 jam telah berlalu sejak bencana terjadi," beber Kishida, Kamis (3/1/2024).
Lebih dari 33.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka.
Sekitar 100.000 rumah tidak memiliki pasokan air, menurut pemerintah setempat.
Dikutip Asia One, puluhan ribu pengungsi kini menantikan bantuan.
Baca juga: Kakek Daishiro Selamat Setelah 48 Jam Tertimbun Reruntuhan Akibat Gempa di Ishikawa Jepang
Gempa pada hari pertama tahun 2024 kemarin merupakan gempa paling mematikan di Jepang, setidaknya sejak tahun 2016.
Hampir 600 gempa terus melanda semenanjung tersebut.
Kondisi ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya tanah longsor dan kerusakan lebih lanjut pada infrastruktur.
Dilansir Al Arabiya, pemerintah Jepang membuka jalur laut untuk mengirimkan bantuan ke prefektur Ishikawa.
"Beberapa truk yang lebih besar kini dapat menjangkau beberapa daerah yang lebih terpencil," kata Perdana Menteri Fumio Kishida pada konferensi pers hari Rabu (3/1/2024), setelah pertemuan tanggap bencana nasional.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)