TRIBUNNEWS.COM - Pada tanggal 28 Desember 2023, media Amerika Serikat The New York Times merilis laporan mengenai tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan Hamas terhadap wanita-wanita Israel selama Operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober lalu.
Namun, keluarga Israel yang menjadi narasumber dalam laporan tersebut, justru menyangkal pemberitaan itu setelah artikel terbit.
Mereka mengatakan bahwa wartawan memanipulasi pernyataan mereka, Press TV melaporkan, mengutip media Israel.
Laporan tersebut ditulis oleh jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer, Jeffrey Gettleman, bersama dengan Anat Schwartz dan Adam Sella.
Laporan mereka didasarkan pada lebih dari 150 wawancara dengan terduga korban atau keluarga mereka.
Namun, laporan itu sebagian besar hanya mengulangi kesaksian tanggal 7 Oktober yang sebelumnya sudah dipublikasikan, dibantah, dan tidak dipercayai.
Baca juga: Polisi Israel Sulit Cari Bukti Pelecehan Seksual yang Dituduhkan pada Hamas, Korban Tak Ditemukan
Sementara itu, sebagian besar laporan, sekitar sepertiganya, didedikasikan untuk keluarga Abdush.
Putri keluarga tersebut, Gal, sering disebut sebagai "wanita berbaju hitam" selama Operasi Banjir Al-Aqsa.
Laporan tersebut secara khusus menyoroti bagaimana Gal diduga menjadi sasaran kekerasan seksual.
Laporan berpusat pada rekaman yang diambil pada tanggal 8 Oktober oleh Eden Wessely, yang kemudian membagikannya di akun media sosialnya.
Sehari setelah publikasi laporan tersebut, situs berita Israel Ynet mewawancarai orang tua Gal.
Mereka menekankan tidak adanya bukti yang mendukung klaim bahwa putrinya mengalami kekerasan seksual.
Mereka juga menyatakan bahwa wartawan surat kabar tersebut mewawancarai mereka dengan tujuan palsu.
Orang tua Gal bahkan menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya masalah kekerasan seksual tersebut sampai artikel di NYP itu diterbitkan.