TRIBUNNEWS.COM - Misi Matahari Aditya-L1 dari India telah mencapai orbit Matahari setelah menempuh perjalanan selama empat bulan.
Ini adalah sebuah pencapaian terbaru dari ambisi eksplorasi ruang angksa oleh negara di Asia Selatan tersebut.
Dilansir Al Jazeera, misi Aditya-L1 dibawa oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India.
Aditya-L1 diluncurkan oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) pada 2 September 2023 dengan misi mengamati, dan membantu kita lebih memahami Matahari, terang laporan India Express.
Aditya-L1 membawa serangkaian instrumen untuk mengukur dan mengamati lapisan terluar matahari.
Selama 125 hari perjalanan, Aditya-L1 menempuh jarak 15 lakh kilometer.
Misi Aditya-L1 telah berhasil parkir di tempat optimal di ruang angkasa yang luas, sehingga ia dapat melihat Matahari tanpa halangan, dikutip dari India Today.
Dengan bangga, Perdana Menteri India, Narendra Modi menyampaikan berita ini.
"India menciptakan sebuah tonggak sejarah lainnya. Observatorium surya pertama di India, Aditya-L1 mencapai tujuannya," ungkap Modi di akun Xnya, Sabtu (6/1/2024).
"Ini adalah bukti dedikasi tanpa henti para ilmuwan kami dalam mewujudkan misi luar angkasa paling kompleks dan rumit," imbuh Modi.
Turut berbahagia dengan keberhasilan Aditya-L1, Menteri Sains dan Teknologi India Jitendra Singh mencurahkan pujiannya di akun media sosialnya.
Ia mnegatakan bahwa wahana tersebut telah mencapai orbit terakhirnya "untuk mengungkap misteri hubungan Matahari-Bumi".
Aditya-L1 telah memposisikan dirinya di Lagrange Point 1.
Baca juga: Rusia Luncurkan Misi ke Bulan Setelah Hampir 50 Tahun Terhenti
Dari sana ia akan melakukan studi komprehensif tentang matahari, dengan fokus pada korona matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa.
Misi ini dinamakan berdasarkan kata dalam bahasa Hindi yang berarti matahari.
Misi ini mengikuti pencapaian India baru-baru ini sebagai negara pertama yang berhasil mendarat di kutub selatan bulan, dengan misi Chandrayaan-3 pada Agustus tahun lalu.
Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini punya tujuan untuk mendapatkan wawasan tentang dampak radiasi matahari terhadap peningkatan jumlah satelit di orbit.
Penelitian mereka akan fokus khusus pada fenomena yang mempengaruhi usaha seperti jaringan komunikasi Starlink milik Elon Musk.
Amerika Serikat dan Badan Antariksa Eropa telah mengirimkan banyak wahana ke pusat tata surya, dimulai dengan program Pioneer NASA pada tahun 1960an.
Jepang dan Tiongkok sama-sama telah meluncurkan misi observatorium surya mereka sendiri ke orbit bumi.
Namun misi terbaru ISRO adalah yang pertama dilakukan oleh negara Asia mana pun yang ditempatkan di orbit mengelilingi matahari.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)