TRIBUNNEWS.COM – Sebuah laporan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengungkap fakta militan Hamas selama ini menggunakan senjata buatan China dan Korea Utara untuk menyerang Israel.
Pernyataan tersebut dilontarkan NIS setelah melakukan investigasi tertutup.
Lewat unggahan foto yang dirilis NIS, tampak jelas roket rudal yang digunakan tentara Hamas memiliki bentuk yang sama seperti granat berpeluncur roket F-7 yang diproduksi di Korea Utara.
Foto itu dirilis untuk mengonfirmasi adanya laporan Voice of America (VOA).
“NIS mengumpulkan bukti spesifik mengenai skala dan waktu pasokan senjata Korea Utara ke Hamas, dari bukti yang ada Ini adalah F-7 jenis roket fragmentasi berdaya ledak tinggi,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, melansir The Japan Times.
Penemuan serupa juga diungkap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang mengklaim telah menemukan sejumlah senjata simpanan material buatan China di gudang senjata bawah tanah Hamas.
Adapun temuan itu diantaranya seperti selongsong peluru dan pembidik senapan untuk senapan serbu M16, peluncur granat otomatis, dan perangkat komunikasi.
Sumber tersebut bahkan mengatakan peralatan itu berada pada skala dan tingkat kecanggihan yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh Hamas.
“Ini adalah teknologi persenjataan dan komunikasi kelas atas, sesuatu yang tidak dimiliki Hamas sebelumnya,” kata seorang sumber intelijen Israel.
Korut Sebut Tuduhan AS Palsu
Merespons isu pengiriman senjata itu, pihak pemerintah Korut dengan tegas membantah.
Pyongyang mengatakan tuduhan itu tidak berdasar, serta dirancang oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, justru menuding Amerika Serikat berusaha melimpahkan kesalahan atas perang Israel-Hamas ke "negara ketiga".
Baca juga: IDF Klaim Temukan Bekas Pabrik Roket Milik Hamas, Dibangun di Bawah Terowongan
Berbeda halnya dengan Korut, pemerintah China justru masih enggan untuk buka suara terkait tuduhan pengiriman senjata ilegal untuk Hamas dalam perang di Gaza.
Sementara itu, banyak pihak menilai kedua negara Asia itu telah lama menjadi penyumbang senjata terbesar bagi militan Hamas.