News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS dan Inggris Halau Serangan Besar Houthi, 18 Drone, 3 Rudal Jatuh di Laut Merah

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal perusak Inggris HMS Diamond melintasi Terusan Suez pada 2 Desember 2012, dekat kota pelabuhan Ismailia, sekitar 120 km timur laut ibu kota Kairo. -- Kapal AS dan Inggris halau serangan terbesar Houthi.

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris menghalau serangan terbesar militan Houthi Yaman di Laut Merah.

Setidaknya mereka menembak dan menghancurkan 18 drone dan tiga rudal yang diluncurkan oleh Houthi pada Selasa (9/1/2024) malam.

HMS Diamond, sebuah kapal perusak Inggris, melakukan intervensi dengan senjatanya dan rudal Sea Viper setelah drone tersebut menuju kapal tersebut dan kapal komersial di daerah tersebut.

"Semalam, HMS Diamond, bersama dengan kapal perang AS, berhasil menangkis serangan terbesar Houthi yang didukung Iran di Laut Merah hingga saat ini," kata Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps di X, Rabu (10/1/2024).

Tidak ada laporan korban luka atau kerusakan.

Sementara itu, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan Houthi telah meluncurkan serangan drone satu arah yang dirancang Iran, serta menembakkan rudal jelajah anti-kapal dan rudal balistik anti-kapal dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

"Ini adalah serangan Houthi ke-26 terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah sejak 19 November 2023."

"Kapal-kapal disarankan untuk transit dengan hati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun," kata CENTCOM.

Hal ini terjadi seminggu setelah 12 negara yang dipimpin oleh AS memperingatkan Houthi mengenai konsekuensinya kecuali mereka segera menghentikan penembakan terhadap kapal komersial di koridor pelayaran internasional di Laut Merah.

Kelompok Houthi mengatakan mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza, tempat Israel memerangi Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan melakukan pemungutan suara pada Rabu (10/1/2024) malam, mengenai rancangan resolusi yang diajukan oleh AS yang mengutuk serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah.

AS juga menuntut diakhirinya segera tindakan tersebut serta pembebasan kapal Galaxy Leader yang terkait dengan Israel dan krunya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Baca juga: Ansarallah: Milisi Proksi UEA Bikin Operasi False Flag di Laut Merah, Houthi Cuma Buru Israel

Hamas Palestina vs Israel

Militan Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman, adalah bagian dari "poros perlawanan" yang melawan Israel.

Ketegangan terbaru Israel-Hamas ini terjadi setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.

Hamas menculik kurang lebih 240 orang dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.

Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan; 81 orang Israel; 23 warga Thailand; dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.

Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.

Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.210 hingga Rabu (10/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Tercatat 340 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (9/1/2023) setelah pasukan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini