Israel sebelumnya juga mengajak jurnalis internasional, khususnya yang berasal dari media sekutu Israel, untuk meliput terowongan yang diklaimnya sebagai terowongan Hamas.
Sejauh ini, Hamas secara terbuka baru mengakui satu terowongan terbesar yang ditemukan di Jalur Gaza utara.
"Anda datang terlambat, misi telah selesai," kata Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, di saluran Telegram pada Senin (18/12/2023).
Terowongan terbesar itu diduga menjadi lokasi peluncuran Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Hamas Palestina vs Israel
Ketegangan terbaru Israel-Hamas ini terjadi setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan; 81 orang Israel; 23 warga Thailand; dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.
Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.210 hingga Rabu (10/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Tercatat 340 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (9/1/2023) setelah pasukan Israel yang melakukan penyerbuan besar-besaran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)