News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

NATO Terbelah, Tiga Negara Pentolan Ogah Ikut Aksi AS-Inggris Gempur Yaman Buat Hentikan Houthi

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal perusak Inggris HMS Diamond melintasi Terusan Suez pada 2 Desember 2012, dekat kota pelabuhan Ismailia, sekitar 120 km timur laut ibu kota Kairo, saat berlayar dari laut Merah menuju Mediterania dalam perjalanan pulang setelah berbulan-bulan di Laut Arab dan Teluk Aden di mana dia mengambil bagian dalam latihan perang dengan kapal perang angkatan laut Amerika dari Armada ke-5.

NATO Terbelah, Tiga Negara Pentolan Ogah Ikut Aksi AS-Inggris Gempur Yaman

TRIBUNNEWS.COM - Italia, Spanyol, dan Perancis menjadi tiga negara besar NATO yang menjadi sorotan karena tidak mengambil bagian dalam serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman, Jumat (12/1/2024).

"Tiga negara pentolan NATO itu bahkan tidak menandatangani pernyataan yang dikeluarkan oleh 10 negara lain yang membenarkan serangan tersebut," tulis laporan Reuters.

Baca juga: Houthi Tak Mundur, Aliansi Laut Merah Pimpinan AS Gagal, Laksamana Italia: Kelemahan NATO Terungkap

Sikap tiga negara ini makin menyoroti perpecahan di blok Barat mengenai cara aliansi tersebut menangani kelompok Houthi.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap perlawanan Gaza atas agresi militer Israel, Angkatan Bersenjata Yaman dan kelompok Houthi diketahui menargetkan kapal-kapal sipil di Laut Merah selama berminggu-minggu.

Baca juga: Bombardir Yaman dari Darat, Laut, Udara, AS Cs Berdalih Mentok Bujuk Houthi: Israel Kok Bebas?

Dilaporkan, pesawat tempur, kapal, dan kapal selam AS dan Inggris melancarkan lusinan serangan udara di seluruh Yaman semalam sebagai pembalasan atas serangan berulang-ulang Houthi di Laut Merah, salah satu rute pelayaran komersial tersibuk di dunia.

"Belanda, Australia, Kanada, dan Bahrain memberikan dukungan logistik dan intelijen untuk operasi tersebut," kata para pejabat AS.

Selain itu, Jerman, Denmark, Selandia Baru, dan Korea Selatan menandatangani pernyataan bersama dengan keenam negara lainnya untuk membela serangan semalam dan memperingatkan tindakan lebih lanjut untuk melindungi arus bebas perdagangan Laut Merah jika Houthi tidak mundur.

Baca juga: Houthi: Kami Tak Akan Mundur, Balasan ke AS Bakal Lebih Besar Ketimbang Puluhan Drone dan Rudal

Rudal AS menyerang sasaran di Yaman terkait dengan Milisi Houthi. Serangan yang dipimpin Amerika Serikat ini terjadi sebagai respons terhadap lebih dari dua lusin serangan drone dan rudal Houthi terhadap kapal komersial menuju Israel di Laut Merah sejak perang Israel-Hamas dimulai. (Tangkapan layar Twitter)

Italia Mengaku Tak Diajak, Prancis Cemas Aksi Ilegal, Spanyol Tak Mau Perang Makin Besar

Ketiga negara NATO yang tidak ikut aksi penyerbuan AS dan Inggris ke Yaman dilaporkan memiliki argumen masing-masing.

Sebuah sumber di kantor Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan Italia menolak menandatangani pernyataan tersebut karena tidak diminta untuk berpartisipasi dalam serangan terhadap Houthi.

Namun, sumber pemerintah mengatakan Italia sebenarnya telah diminta untuk ambil bagian, namun menolak karena dua alasan.

"Alasan pertama karena keterlibatan Italia memerlukan persetujuan parlemen, yang akan memakan waktu, dan kedua karena Roma lebih memilih untuk menerapkan kebijakan yang “menenangkan” dalam konflik Laut Merah," kata sumber di pemerintahan Italia.

Soal perdamaian di Laut Merah, Prancis juga mengutarakan alasan sejenis.

Berbicara tanpa mau disebutkan namanya, seorang pejabat Perancis mengatakan Paris khawatir kalau dengan bergabung dalam serangan yang dipimpin AS, mereka akan kehilangan pengaruh dalam pembicaraan untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini