Sehari berselang kelompok asal Yaman itu menyerang kapal Yunani yang menuju ke Israel. Kemudian, Houthi baru menyerang kapal AS pada hari berikutnya.
Sejak perang Israel-Hamas meletus tanggal 7 Oktober 2023, Houthi mulai menyerang banyak kapal dagang di Laut Merah.
Houthi bersumpah akan terus melancarkan serangan hingga perang Hamas-Israel berakhir dan blokade di Gaza dicabut.
Awalnya Houthi mengaku hanya menargetkan kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel atau kapal yenga menuju ke pelabuhan Israel.
Namun, pekan ini juru bicara Houthi mengatakan mulai menargetkan kapal AS.
Sebanyak sekitar 15 persen kapal dagang dunia melewati Laut Merah dan Terusan Suez dalam pelayarannya.
Namun, akibat serangan Houthi, perusahana ekspedisi besar seperti Maersk, MSC, CMA, CGM, dan Hapag-Lloyd memilih mengambil rute lain.
Rute itu ialah dengan melawati Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Rute itu lebih aman, tetapi jauh lebih panjang.
Baca juga: AS Sebut Houthi Teroris, Hamas: Munafik, Padahal Israel juga Teroris
Ancam serang pangkalan militer AS dan Inggris
Beberapa waktu lalu Houthi bersumpah akan menyerang seluruh pangkalan militer AS dan Inggris di Timur Tengah jika kedua negara itu terus menggempur Yaman.
Brigjen Abdullah bin Amer, salah satu pejabat tinggi Houthi, mengatakan AS dan Inggris akan membayar mahal serangan ke Yaman.
Sebelumnya, AS dan Inggris melancarkan serangan ke Yaman pada Jumat, (12/1/2024), dini hari waktu setempat.
“Washington dan London harus mengakui tanggung jawab mereka karena memperburuk situasi di Laut Merah, dan militerisasi perairan itu,” ujar bin Amer saat diwawancarai Al Jazeera, dikutip dari Mehr News.
“Keduanya harus siap membayar mahal, dan menanggung semua dampak merugikan dalam agresi secara terbuka ini.”
Bin Amer juga memperingatkan AS dan Inggris untuk tidak meneruskan serangan ke Yaman.