Anggota DPR dari Partai Demokrat lainnya yang menjabat sebagai anggota komite keamanan nasional mengatakan mereka sangat kecewa dengan perubahan strategi dan tingginya korban sipil.
Anggota Kongres Partai Republik lainnya mengatakan dia masih mendukung Netanyahu, namun dia Netanyahu tidak akan mampu mempertahankan jabatannya setelah perang.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan bulan ini oleh “Israel Democracy Institute,” hanya 15 persen warga Israel yang menginginkan Netanyahu terus menjabat setelah perang di Gaza.
Rahasia umum meningkatnya ketegangan antara Washington dan Netanyahu menjadi lebih jelas pada hari Kamis (18/1/2024) ketika Netanyahu menuduh Amerika Serikat “memaksa Israel” melakukan tindakan yang akan membahayakan entitas pendudukan.
Dalam konferensi pers, Netanyahu mengatakan kepada wartawan bahwa Israel harus mengambil kendali atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan, yang akan menghambat konsep solusi dua negara.
"Saya mengatakan kebenaran ini kepada teman-teman Amerika, dan saya juga menghentikan upaya untuk memaksakan kenyataan pada kita yang akan membahayakan keamanan Israel," ujarnya.
Netanyahu Tolak Solusi Dua Negara
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah memberi tahu sekutunya, Amerika Serikat, bahwa dia menentang pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari skenario pascaperang.
Mengutip CBC, AS telah berulang kali meminta Israel untuk mengurangi serangannya di Gaza.
AS juga menekankan bahwa pembentukan negara Palestina harus menjadi bagian dari rencana masa depan.
Namun, dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional, Netanyahu berjanji untuk terus melancarkan serangan sampai Israel mencapai “kemenangan yang menentukan atas Hamas”.
Baca juga: Tuntut Segera Dibebaskan, Keluarga Sandera Hamas Datangi Rumah Netanyahu, Pasang Tenda untuk Nginap
Dia juga menolak gagasan negara Palestina.
Netanyahu, yang memimpin pemerintahan sayap kanan yang menentang pembentukan negara Palestina, mengulangi penolakannya terhadap solusi dua negara.
Netanyahu mengatakan dia telah menyampaikan sikapnya kepada Amerika.
“Perdana menteri harus mampu mengatakan tidak kepada teman-teman kita,” tambahnya.
Serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, telah menewaskan hampir 25.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Perang tersebut juga menyebabkan kehancuran yang luas dan membuat lebih dari 80 persen dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut mengungsi dari rumah mereka.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)