Zonk! Panik Duluan, Pasukan Israel Dalam Jumlah Besar Kena Prank Penyusupan Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan memobilisasi pasukannya (IDF) dalam jumlah besar ke sebuah titik di perbatasan Utara dengan Lebanon, Kamis (25/1/2024).
Aksi itu digambarkan sebagai kepanikan karena adanya kabar dugaan infiltrasi pasukan Hizbullah dari Lebanon.
Belakangan, media Israel melaporkan kalau ada "kesalahan" informasi dan penyisiran besar-besaran IDF tidak mendapati ancaman apapun di wilayah tersebut.
Baca juga: 100 Ribu Tentara Israel di Perbatasan Utara Siap Serbu Lebanon, Hizbullah Sambut Pakai Rudal Duluan
Wilayah yang dimaksud adalah Kibbutz (permukiman) Hanita di wilayah al-Jalil dekat perbatasan dengan Lebanon Selatan.
Kabarnya, pasukan Hizbullah menyusup ke wilayah Israel melalui titik itu.
IDF meresponsnya dengan mengirim pasukan dalam jumlah besar. Namun, pemeriksaan area menunjukkan kalau kabar itu tidak benar.
"Pasukan pendudukan Israel mengatakan "semuanya aman" setelah dugaan infiltrasi dari Lebanon Selatan pagi ini."
“IDF melakukan penyisiran di daerah tersebut dan (hasilnya) mengenyampingkan dugaan infiltrasi atau insiden keamanan apa pun,” tambah militer Israel.
Prank Bikin Panik
Meski belakangan terbukti kalau kabar adanya penyusupan oleh Hizbullah tidak benar, media Israel melaporkan terjadi kepanikan karena berita tersebut.
"Sirene berbunyi di wilayah luas dekat perbatasan dengan Lebanon dan tentara Israel menginstruksikan pemukim yang dekat dengan "Hanita" Kibbutz di Utara untuk tinggal di tempat penampungan."
"Pada saat yang sama, beberapa jalan ditutup, dan pos pemeriksaan didirikan di beberapa wilayah," tulis Al-Mayadeen mengutip laporan media setempat.
IDF dilaporkan juga menyatakan keadaan waspada di 9 permukiman dekat perbatasan dengan Lebanon.
Dilaporkan, IDF juga secara intensif mengoperasikan drone dan pesawat tempur Israel di langit perbatasan utara.
Prank tersebut terjadi di tengah eskalasi militer di perbatasan Lebanon-Palestina, terutama setelah pembunuhan Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri oleh Israel, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran.
Baca juga: Petinggi Pasukan Elite Radwan Tewas, Hizbullah akan Meledak, Netanyahu Malah Datang ke Kiryat Shmona
Mantan Walikota Kiryat Shmona: Israel yang Dihalangi, bukan Hizbullah
Prosfer Azran, mantan Wali Kota Kiryat Shmona, pemukiman Israel di Utara, memperingatkan, pada Selasa, kalau Hizbullah bukanlah pihak yang 'diredam', melainkan Israel yang menjadi pihak cenderung 'terhalang'.
Paradigma 'deterred' terjadi dalam konteks siapa pihak yang seharusnya menjauh dari perbatasan.
Selama ini, IDF dikenal sebagai pasukan ofensif dalam menghadapi ancaman, tapi menghadapi Hizbullah saat ini, tentara Israel cenderung pasif dan defensif agar menghindari terjadinya perluasan perang dan terbentuknya front kedua setelah perang di Gaza.
Baca juga: Biasanya Menyerang, Tentara Israel Kini Diajari Bertahan: Gali Lubang Berdiam di Perbatasan Lebanon
Sikap defensif ini yang membuat banyak pemukim Israel di Perbatasan Utara gemas.
Berbicara kepada Channel 12 Israel, Prosfer Azran mengkritik kinerja pemerintah Israel mengenai situasi di perbatasan utara.
Dia menyatakan keraguan terhadap kepemimpinan pemerintahan militer Israel dalam menghentikan aksi milisi perlawanan di Lebanon dan mengurangi ancamannya.
"Media Israel pada Selasa menunjukkan bahwa entitas pendudukan sedang menyaksikan periode yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bahwa situasi di front utara “sangat berbahaya” dan front internal berada di bawah ancaman yang akan segera terjadi," kata laporan Al-Mayadeen.
"Lebih lanjut menjelaskan situasi yang memburuk di perbatasan Lebanon-Palestina, laporan Israel menyatakan pekan lalu bahwa Hizbullah telah menetapkan zona keamanan beberapa kilometer di dalam Israel dengan menggunakan kemampuan militernya dan melalui operasinya melawan pendudukan Israel," tulis laporan tersebut.